Jelang 4 Tahun Kinerja Mentan

By Admin


Kerja-Kerja-Kerja, Berkarya Merubah Sejarah Pertanian Indonesia, Putera Bone Generasi ke 3 di Kancah Politik Nasional.

Gong Kerja - Kerja - Kerja UPSUS PAJALE

Jakarta, 

Tulisan bersambung ini, bagian yang tidak terlupakan, menjadi pengalaman saya pribadi, ASN, di Kementerian Pertanian, yang ditugaskan, sebagai Staf Dokumentasi pada Bagian Humas, Biro Humas dan IP, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI, sebagai petugas dokumentasi, kami selalu mengikuti dinamika Pimpinan lingkup Kementerian Pertanian, khususnya Menteri Pertanian.

4 Tahun bukan Waktu yang Cepat, namun serasa baru kemarin, bila mengikuti ritme kegiatan pimpinan, yang tiada henti dan terus berkejaran dengan waktu. 

Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai.

Produksi Gabah, tahun 2014, ketika serah terima jabatan Mentan, 70,85 juta ton, dan pertengahan 2014, sudah mengeluarkan rekomendasi impor beras.

Catatan :

"Pemerintah sebelumnya sudah mengeluarkan rekomendasi Impor Beras, 1 Juta Ton".

UPSUS PAJALE.

Upaya khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai, dilakukan dengan program Luas Tambah Tanam (LTT), peningkatan IP (Indeks Pertanaman) melalui Optimalisasi Lahan dan Rehabilitasi Irigasi. Kementerian Pertanian melakukan Pemetaan, Sentra Produksi dan luasan optimalisasi lahan di sentra-sentra produksi, namun semua rencana tidak berjalan mulus, bahkan ketika dilakukan "RakerNas", sebagian peserta dari Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten, menanggapi dingin bahka ada yang Menolak. Mentan, Andi Amran Sulaiman dengan "Kepiawaian Manejerial" nya dapat meyakinkan, bahkan memberikan tantangan, melalui Support Benih (Saprodi) terutama Alat Mesin Pertanian, untuk semua dinas yang melakukan kontrak Luas Tambah Tanam. Mentan juga mengundang berbagai perguruan tinggi, yang membina fakultas pertanian, dan menawarkan tantangan dengan luasan minimal 5000 hektar, untuk program "Upsus PaJaLe", semua terkaget-kaget, sikap mentan yang seakan-akan membagi-bagi anggaran, walau pada akhir kesepakatan, mentan mengingatkan ini "Uang Rakyat", jangan ada "Dusta" diantara kita, bila ini sukses, saya akan menambahkan lagi anggaran berlipat-lipat, mari kita bersama menjaga amanah pemerintah, tegas mentan.

Kerja Keras Target Luas Tambah Tanam.

Awal dari Peluncuran Program Upsus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai, banyak mendapat kritikan dan opini yang bersifat skeptis, pesimis dari berbagai pihak, namun mentan tak bergeming, kunjungan kerja kelapangan, rapat kordinasi dengan Dinas Propinsi, Kodam, Kabupaten, dan Kodim yang meliputi koramil serta babinsa, terus dilakukan secara maraton, serta menunjuk ; Pejabat Penanggung Jawab, Upsus disetiap Wilayah.

Target Luas Tambah Tanam.

Target Luas Tambah Tanam (LTT), menjadi "Opsi Utama" yang harus dikerjakan, semua kekuatan dipadukan, dengan pengadaan alat mesin pertanian, berupa Traktor Besar 4 Roda, Eskavator Besar dan Sedang, Hand Traktor, Trans Planter, Pompa Air ukuran sedang hingga Besar, Combine Harvester (Alat Panen), puluhan hingga ratusan ribu unit dibagikan ke berbagai wilayah sentra produksi padi nasional. Mentan, Andi Amran Sulaiman, mengatakan, pengadaan alat mesin pertanian hingga "Puhan Ribu Unit", adalah yang pertama dalam sejarah, sejak Indonesia Merdeka.

Sukses di Tengah Terpaan El Nino.

Tahun 2015, Indonesia kembali menghadapi, kondisi iklim yang tidak bersahabat, badai El Nino, yang berkekuatan melebihi batas rata-rata, melanda negeri ini, badai El Nino, tidak diketahui masyarakat luas, namun Mentan tanpa mengenal lelah bahkan sampai terganggu kesehatannya dan berobat hingga ke Jerman, semua wilayah di kunjungi, melakukan rapat koordinasi hingga larut malam. Andi Amran Sulaiman, melewati semua tantangan, mulai dari penyediaan Benih, Pupuk, Pestisida dan pengadaan Alat Mesin Pertanian. 

Mafia Pangan dan Pupuk.

Indonesia, Pasca Swasembada pada era "Orde Baru" 1984, terus melakukan Impor Beras, Jagung dan Kedelai, angka Impor terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, rata-rata, angka pertumbuhan penduduk diatas 2 % dan pada sisih yang lain terjadi penyusutan lahan pertanian produktif melalui alih fungsi lahan untuk Industri dan Pemukiman, sedang produksi hampir dapat dipastikan tidak melampaui angka pertumbuhan penduduk, hal ini membuat Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan untuk komoditas pangan. Tantangan demi tantangan silih berganti yang harus dihadapi Mentan, Andi Amran Sulaiman, namun semua bisa dilewati. 

MoU Kementan dan TNI. 

Awal tahun 2015, Presiden RI, Joko Widodo, memerintahkan agar TNI, khususnya TNI AD, dilibatkan dalam pencapaian Swasembada dan Kedaulatan Pangan, bagian dari NAWA CITA, Kabinet Kerja, perintah Presiden diikuti dengan penandatanganan Nota Kesepahaman, antara Kasad dan seluruh jajarannya bersama Mentan dan jajarannya, kerjasama tersebut, membawa angin segar dan spirit bagi Masyarakat Tani, walaupun berbagai kritik muncul namun semua kritikan seakan terhiraukan, dengan berpadunya Bintara Desa (Babinsa), menggarap lahan sawah, hingga pencetakan sawah baru.

Capaian Luar Biasa Produksi Gabah 2015

Tahun 2015, badai El Nino, yang menerpa Indonesia, 2 kali lebih kuat dari tahun 1997, yang membuat Indonesia, harus Impor Beras, hingga 7 juta ton. Mentan Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan, bahwa harusnya dengan badai El Nino, tahun 2015, ditambah jumlah penduduk yang sangat jauh perbandingannya, Indonesia harusnya "Impor Beras", hingga 10 juta ton, namun terbukti kita tidak Impor Beras, ujar Mentan, pada sesion pers konfres.

Capaian Produksi Gabah Tahun 2015, lampaui Capaian 4 Tahun sebelumnya.

BPS (Badan Pusat Statistik), merilis capaian Produksi Gabah Tahun 2015, sebesar 74, 99 juta ton, gabah kering giling, naik 6 % kenainkan tersebut diikuti peningkatan luasan tanam 14, 178.172, juta hektar, meningkat dibanding tahun 2011, dengan luas tanam, 13.203.643, juta hektar dan produksi 65.756.904, juta ton, gabah kering giling, tahun 2012, luasan tanam 13.445.524, juta hektar dan produksi 69.056.126, juta ton, gabah kering giling, tahun 2013, luas tanam, 13.835.252, juta hektar, dan produksi 71.279.709, juta ton, gabah kering giling, tahun 2014, ada penurunan divanding tahun sebelumnya, dengan luas tanam, 13.797.307, juta hektar dan produksi, 70.846.465, juta ton, gabah kering giling. 

Rilis capaian produksi 2015, membuktikan, Program Upsus Swasembada PaJaLe dan Kedaulatan Pangan, berhasil. (Bersambung)


Makmur, SE, Staf Humas & IP Kementan