Jangan Sampai Anak Kesulitan Ikuti Ujian

By Admin

nusakini.com-- Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Dr Ir Sri Puryono KS MP, Senin, (9/4) meninjau pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA di tiga sekolah di Semarang. Tiga sekolah tersebut adalah SMAN 4, SMA Hidayatullah dan SMAN 9. 

Saat bertemu di Kepala SMAN 9, Siswanto, Sekda Sri Puryono langsung menanyakan mengenai kondisi para siswa. Apakah mereka enjoy menjalani ujian nasional, atau sebaliknya. Siswanto pun memberi informasi jika sebanyak 369 siswanya tidak ada yang merasa tertekan. 

Sri Puryono pun menjelaskan, kondisi para siswa dalam menjalani ujian nasional penting diperhatikan. Apabila mereka tampak ceria, artinya mereka siap mengikuti ujian nasional. 

Sementara itu, Plt Gubernur memberi perhatian bagi sekolah yang belum bisa melaksanakan ujian nasional berbasis komputer. Jumlahnya di Jawa Tengah memang relatif kecil, yakni hanya 1,26 persen, atau 19 sekolah. Namun, yang terpenting jangan sampai ada anak kesulitan mengikuti ujian hanya karena harus menggunakan komputer. Karenanya, pemerintah tetap memfasilitasi. 

“Sekarang yang SMA, hanya tinggal 1,26 persen yang belum (berbasis komputer). Saya katakan tidak apa-apa. Bahkan saya tambahkan, nanti ketika penerimaan siswa baru kan sistemnya sudah dibuat online, tapi saya tetap minta untuk disediakan fasilitas yang manual untuk mengantisipasi kemungkinan ada anak ataupun orang tua yang belum bisa mengakses secara online,” jelasnya. 

Heru menandaskan, pendidikan tidak hanya untuk yang bisa mengakses secara online, tapi untuk semuanya. Jangan sampai ada anak usia sekolah yang tidak sekolah, hanya gara-gara tidak bisa mengakses pendidikan dengan sistem online. 

“Saya katakan itu berdosa. Jadi harus diupayakan. Kalau perlu jemput bola, agar mereka tetap bisa sekolah,” pinta dia. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Gatot Bambang Hastowo menyambung, jumlah siswa SMA yang mengikuti UNBK tahun ini sebanyak 185.173 siswa dari 1.486 sekolah (98,74%). Sementara yang mengikuti ujian nasional berbasis kertas dan pensil sebanyak 1.038 siswa dari 19 sekolah (1,26 %) yang tersebar di empat daerah. Yakni, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Tegal. 

“Ini belum seluruhnya UNBK. Sebab, sekolah itu jauh dari sekolah yang lain. Kita tahu, UNBK, sekolah tidak harus punya komputer sendiri. Bisa ujian di sekolah lain. Tapi karena jaraknya jauh dari sekolah yang akan ditempati, maka dianjurkan untuk UNKT dulu. Yang kedua, karena kuota di tempat sekitar sudah habis atau jumlah komputernya tidak sebanding dengan jumlah siswanya,” katanya. 

Gatot berharap, tahun depan ujian nasional SMA sudah bisa 100 persen UNBK. Pemerintah akan menganggarkan, dan akan lebih baik apabila masyarakat ikut berpartisipasi. Dia mencontohkan SMAN 4 Semarang yang tahun lalu masih ujian di sekolah lain, kini sudah bisa ujian di sekolah sendiri, berkat bantuan masyarakat. (p/ab)