Inovasi Katrol dengan MBBR, Tingkatkan Tingkatkan Air Baku PAM-PALYJA

By Admin


nusakini.com-Jakarta-Untuk meningkatkan kuantitas produksi air bersih, PAM-PALYJA membangun inovasi yang diberi nama Peningkatan Kuantitas Air Olahan (KATROL), di Instalasi Pengolahan Air Pejompongan.

Hal ini dilakukan dengan menerapkan strategi kolaboratif melalui penambahan air baku yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II (PJT II) dan menggunakan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Hasilnya, Instalasi Pengambilan Air Baku (IPAB) Kanal Banjir Barat 1 mampu menyediakan tambahan kebutuhan air baku sebesar 550 liter/detik. 

Inovasi itu berawal dari adanya keterbatasan sumber air baku untuk diolah menjadi air bersih, salah satu sumber masalah yang dihadapi Perusahaan Daerah Air Minum DKI Jakarta (PAM Jaya) – PALYJA. “Instalasi Pengambilan Air Baku (IPAB) Kanal Banjir Barat 1 yang sebelumnya dapat mengalirkan air baku sekitar 6.000 liter/detik sejak tahun 1997 tidak lagi memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 582 Tahun 1995,” ujar Dirut PDAM Provinsi DKI Jakarta Erlan Hidayat. 

Instalasi Pengolahan Air (IPA) terbesar di PAM-PALYJA, yakni IPA Pejompongan (IPA 1 Pejompongan dan IPA 2 Pejompongan) memiliki kapasitas produksi air bersih sebesar 6.300 liter/detik. Sebelum tahun 2015, produksi air bersih dari IPA Pejompongan hanya 5.800 liter/detik. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya sumber air baku yang dapat diolah. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan terjadinya degradasi kualitas air baku akibat konsentrasi amonium yang melampaui ambang batas peruntukkan air baku untuk air minum. 

Erlan Hidayat mengatakan, penerapan teknologi MBBR di IPAB Kanal Banjir Barat 1 merupakan yang pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara. Teknologi ini menggunakan media dengan material proprietary polyethylene biofilm carries, yang permukaannya dapat menjadi sarana tumbuhnya mikroorganisme alami. Mikroorganisme alami yang hidup dalam air ini bermanfaat untuk memurnikan dan menetralisasi air dengan cara menyaring dan mengurai amonium yang terlarut dalam air. “Setelah diproses dengan teknologi MBBR, air baku akan disalurkan ke IPA Pejompongan untuk diolah menjadi air bersih,” jelasnya. 

Menurutnya dengan kerja sama strategis tersebut, PJT II setuju menyediakan tambahan suplai air baku untuk PAM-PALYJA sebesar 150 liter/detik. Selain itu, strategi inovatif dengan menggunakan teknologi MBBR yang telah diterapkan oleh PAM-PALYJA di IPAB Kanal Banjir Barat 1 mampu menurunkan konsentrasi amonium yang terlarut dalam air baku dari rata-rata 3,3 mg/L menjadi 0,3 mg/L. Dengan meningkatnya kualitas air baku tersebut, IPAB Kanal Banjir Barat 1 mampu menyediakan tambahan kebutuhan air baku sebesar 550 liter/detik. 

Dijelaskan sebagai upaya meningkatkan akses atas air dan sanitasi untuk penduduk DKI Jakarta, teknologi MBBR berpotensi digunakan untuk mengolah air sebanyak 5.450 liter/detik dari IPAB Kanal Banjir Barat yang belum termanfaatkan menjadi air baku tambahan bagi DKI Jakarta. 

Pada tahun 2017, penerapan teknologi MBBR telah direplikasi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak untuk menurunkan konsentrasi amonium pada air baku yang berasal dari Kali Krukut di area prasedimentasi sebelum masuk ke proses produksi.   

Teknologi ini mampu meningkatkan kualitas air baku yang biasanya akan mengalami penurunan pada musim kemarau. “Kedepan, inovasi ini dapat dilanjutkan dan direplikasi di instalasi-intalasi lain, seperti Instalasi Pengolahan Air (IPA), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan Instalasi Pengambilan Air Baku (IPAB) lainnya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas,” pungkasnya. (p/ab)