Inilah Profil Bakal Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (2)

By Admin


nusakini.com - "Banyak orang dan media yang salah menuliskan data pribadi dan profil Andi Sudirman Sulaiman, ST yang saat ini menjadi bakal calon wakil gubernur Sulawesi Selatan. Untuk itu kami memuat profil dan CV serta foto-foto yang diambil oleh Sukriansyah S. Latief. Profil Andi Sudirman Sulaiman ini ditulis oleh Makmur Gazali dengan editor Sukriansyah S. Latief sperti dikutip dari situs sukriansyahlatif.com. Selamat membaca".

Pada tahun 2001, setamat sekolah SMA, Andi Sudirman melanjutkan studinya di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulsel. Di perguruan tinggi terbesar di Indonesia Timur ini, Andi Sudirman berhasil lolos di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin. Salah satu fakultas yang menjadi favorit di kampus berlambang Ayam Jago tersebut. Kecemerlangan Andi, khususnya di bidang ilmu matematika membuatnya dengan mudah masuk ke Fakultas. Di masa inilah Andi Sudirman, bisa dikatakan, menuai hasil dari kerja kerasnya belajar dan kemampuannya menyiasati keprihatinan hidup selama masa-masa sulit di bangku sekolah. Di masa ini, di usia yang sangat muda, Andi Sudirman bisa dikatakan telah matang dalam segala hal. Dalam bidang keorganisasian, watak kepemimpinan dan pribadinya yang kuat serta cenderung menyukai tantangan berkembang pesat. Tidak seperti banyak mahasiswa lain yang memulai keorganisasian mahasiswa melalui jalur konvensional organisasi intra kampus seperti himpunan atau senat mahasiwa, Andi Sudirman justru bergerak di luar dan mendirikan organisasi baru yang benar-benar berangkat dari nol.

Pada tahun 2002, dia mendirikan organisasi pemuda dengan nama “Forum Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa (FPPM) Mappatunru”. Dengan bermarkas di Kabupaten Bone, organisasi ini cukup fenomenal. Bagaimana tidak, hanya kurang lebih setahun sejak berdirinya, organisasi ini telah mampu menghimpun lebih dari 200 anggota dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi dan menjadi salah satu organisasi kepemudaan yang cukup diperhitungkan di Kabupaten Bone. Bertumbuh pesatnya organisasi kepemudaan besutan Andi Sudirman menandakan kemampuannya dalam membangun sebuah sistem keorganisasian dan mengimplementasikannya dalam bentuk aksi sangatlah cemerlang. Membangun sebuah sistem dan menjabarkannya dalam realitas dengan memakai cara berpikir yang lateral adalah salah satu karakter yang sangat menonjol dalam diri Andi Sudirman. Inilah yang menjadikannya tampil dalam sosok yang memadukan antara kecendekiawanan seorang pemikir, konseptor serta profesionalisme seorang implementator dan pekerja lapangan. Tidak mengherankan, pada semester enam (2004) di Fakultas Teknik Unhas, Andi Sudirman berhak atas beasiswa dari sebuah perusahaan ‘Thiess Indonesia’. Sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang penyedia jasa pertambangan yang terbesar di dunia lewat Australia Graduate Scholarship yang diikutinya. Andi merupakan satu dari 15 mahasiswa se-Indonesia termasuk perwakilan dari UI, ITB, ITS, UGM dan universitas besar lainnya. Perusahaan multinasional ini memang mencari bakat muda yang bakal dipersiapkan untuk menjadi pimpinan pimpinan perusahaan yang andal. Tidak tanggung-tanggung menawarkan beasiswa yang sangat besar untuk menjaring calon pemimpin di perusahaannya. Andi Sudirman berhasil lulus di sana dengan beasiswa yang cukup mencengangkan bagi mahasiswa seusianya yakni Rp. 10 Juta ketika SPP per semester sekitar Rp. 360 Ribu pada saat itu. Dengan beasiswa sebesar Rp 10 juta itu, kehidupan Andi Sudirman mengalami lompatan dahsyat. Namun realitas itu tak membuat cara hidup Andi Sudirman berubah. Ia tetap seorang Surdirman yang dulu. Yang menjalani hidup penuh dengan kesederhanaan. Tidak ada yang berubah dari kehidupannya selain tanggungjawabnya yang sudah sedemikian besar. Persyaratan untuk tetap memperoleh beasiswa dari ‘Thiess Indonesia’ memang lumayan berat, yakni rerata minimal IPK 3,0 harus dipenuhinya dan tidak boleh mendapatkan nilai E setiap mata kuliah serta IPK tidak boleh turun dari semester lalu ke semester berikutnya. Tuntutan kondisi seperti ini tidak menjadikan Andi Sudirman kedodoran dengan waktu. Kemampuannya untuk memanajemeni serta mengatur waktu antara aktifitas keorganisasian dan kuliah yang diperolehnya dari masa-masa bangku sekolah kini sangatlah berguna. Tidak mengherankan, hanya dalam waktu 3 tahun 8 bulan, Andi Sudirman mampu menyelesaikan masa kuliahnya. Dialah mahasiswa Teknik Mesin yang tercepat selesai di angkatannya waktu itu. Ini merupakan prestasi tersendiri, mengingat dalam kondisi normal, seorang mahasiswa harus bergelut selama lebih 4 tahun untuk mampu menyelesaikan jadwal kuliah di Fakultas Teknik. Andi juga berhasil masuk dalam nominasi Lomba PKMT perancang “Pembangkit Listrik Arus Laut” Dikti RI 2005.

4. Mengejar Tantangan

Setelah menyelesaikan studinya di Unhas, Andi Sudirman langsung merambah dunia profesional. Di perusahaan Multinasional ‘Thiess Indonesia’ dia memulai kiprahnya . Persentuhannya dengan tenaga kerja ahli dari barat banyak memberi pelajaran berharga bagi dirinya. Etos kerja yang berorientasi pada hasil serta profesionalisme yang bertumpu pada kreativitas menjadi acuan paling kuat bila bekerja di sebuah perusahaan intenasional. Di sini, Andi Sudirman memiliki banyak kesempatan mengembangkan keahlian serta kecerdasan yang telah diasahnya sejak kecil hingga kuliah dulu. Karena kemampuan berpikir out of the box yang dimilikinya, karir Andi Sudirman melejit. Kemampuannya membangun sistem dan mengimplementasikannya dalam produk kerja membawa Andi dipercayakan dan terlibat dalam mengelola proyek investasi asing senilai ratusanTriliun di seluruh wilayah kerja PT Thiess. Dengan usia yang demikian muda namun kepercayaan dan tanggung jawab yang telah mampu diembannya di proyek gas salah satu perusahaan terbesar di dunia ini (ConocoPhillips Amerika-Hyundai Korea Selatan-Thiess Australia) menjadikan sosok Andi Sudirman benar-benar telah matang dalam dunia profesional.

Kematangan profesional inilah yang menjadikan Andi Sudirman sangat menyukai tantangan. Dalam dirinya, Andi Sudirman membentuk watak yang sangat kuat untuk terus menjajal keahliannya, terutama di bidanga Migas. Maka selepas dari ‘Thiess Indonesia’, dia kemudian merambah dari satu perusahaan multinasional ke perusahaan multinasional lain. Hingga akhirnya ia masuk ke perusahaan migas multinasional asal Australia, ‘Petrosea’ Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontrak pertambangan, engineering, Project Managemen serta Oil and Gas Service. Di Petrosea, dalam usia masih di bawah 27 tahun mengembang amanah day to day Construction Manager dengan metode berpikir yang selalu berbeda dan jitu. Sebagai contoh ketika Andi berhasil menunjukkan kemampuan berpikir out of the box dalam menyelesaikan proyek giant water tank painting/ finishing di konstruksi pabrik emas. Normalnya penyelesaikan menggunakan perancah (Scaffolding) kemudian Andi mengganti dengan menggunakan Crane plus manbasket & rigger sebagai hold back. Andi kemudian menguji metode ini dalam hitungan pump back pressure engineering during blasting, crane load, man-basket safety & stability sukses dan berhasil diaplikasikan. Proyek painting yang semula estimasi painting pengerjaan 2-3 bulan bisa diselesaikan dalam kurung waktu kurang dari seminggu dan mampu menghemat biaya hinga lebih 50% estimasi. Metode ini termasuk metode baru saat itu dan melalui process approval consultan Australia (CMS) sebelum eksekusi. Di sinilah Andi Sudirman dipercayakan menduduki jabatan jabatan strategis sebelum akhirnya berlabuh di perusahaan Inggris PT Offshore Services Indonesia/ MES. Andi menjadi orang Indonesia pertama menjabat sebagai deputy dan Project Manager proyek DP2 DSV saturation dan air diving berbendera Indonesia. Andi membawahi langsung kapa DP2 built in saturation diving membawahi lebih dari 60 tenaga asing asal Inggris, Rusia, India, dan Asia. Andi memperoleh sertifikat keahlian sebagai ahli utama yang bila disandingkan dengan jabatan structural di birokrasi maka sama dengan pejabat eselon 1. Bisa dibayangkan dalam usia yang baru menginjak 33 tahun, Andi Sudirman telah berada di puncak kesuksesan seorang profesional.

Kemampuannya meracik sebuah sistem yang mumpuni dalam hasil menjadikan sosok Andi Sudirman banyak diincar perusahaan multinasional yang lain. Memang talenta yang dimiliki oleh Andi sangat cemerlang dan dibutuhkan oleh perusahaan internasional, khususnya Migas karena sistem kerja di ranah ini memang membutuhkan tingkat risiko yang tinggi serta tenggat waktu yang sangat diperhitungkan. Dengan demikian, keahlian yang dimiliki Andi Sudirman menjadikannya sebagai tenaga ahli yang diperebutkan dengan iming-iming penghasilan yang spektakuler. Namun bukan besarnya penghasilan yang membuat Andi Sudirman tertarik dalam sebuah kerja profesional. Yang dicarinya adalah seberapa besar tantangan pekerjaan yang akan dihadapinya serta apakah pekerjaan tersebut mampu memicu semua kreativitas yang ada pada dirinya. Satu contoh kecil adalah ketika dia sedang memimpin pekerjaan proyek penyelaman (Saturation dan Air diving) Migas bawah laut dengan investasi proyek senilai Rp. 500 Miliar untuk waktu durasi proyek bulanan. Dalam durasi pekerjaan normal, Andi berhasil melaksanakan tugas sesuai harapan dan tidak jarang melampaui target yang direncanakan. Keandalannya dalam membangun sistem kerja yang efektif dan efisien merupakan yang paling kuat dalam karakter seorang Andi Sudirman. Di samping itu, kemampuannya mengeksekusi di lapangan adalah sisi profesionalnya yang juga menonjol kuat. Inilah yang menjadikan Andi Sudirman nyaris paripurna sebagai seorang profesional dengan kualitas Internasional.

5. Membangun Etos Kerja Seorang Profesional

Selama melanglang buana dalam ranah kerja profesional bertaraf internasional ini, Andi Sudirman bisa dikatakan banyak mempelajari nilai-nilai etos kerja dunia profesional. Dalam berkarir di berbagai perusahaan multinasional, dia mendapatkan bahwa hal terpenting yang harus dimiliki seseorang adalah terintegrasinya nilai-nilai seperti kejujuran, kepercayaan diri, efektivitas bekerja, efisiensi dan menghargai kehidupan. Inilah pedoman sekaligus menjadi pondasi kepribadian dari semua kiprah profesionalitas yang melekat kuat dalam jejak pekerjaan yang pernah ditorehkannya. Baginya, di mana pun seseorang bekerja dan mengabdikan dirinya, semua sifat tersebut haruslah menjadi kekuatan dari pribadi orang tersebut. Etos kerja profesional ini juga semestinya bertumbuh dalam ranah kerja yang lebih luas, misalnya dalam kerja politik. Bahkan menurut Andi Sudirman, kerja politik, yang mana merupakan kerja untuk kemaslahatan orang banyak (rakyat), nilai-nilai kerja profesional justru harus lebih kuat. Pemimpin politik bagaimana pun harus mengemban nilai-nilai luhur kejujuran, kepercayaaan diri, efektif, efisien dan menghargai kehidupan tersebut. Tanpa sifat tersebut, dunia politik hanya akan menjadi ruang untuk saling sikut, mementingkan diri dan kelompok, menghamburkan anggaran yang tidak tepat sasaran dan mengabaikan kehidupan rakyat. Di samping itu, salah satu pedoman hidup yang menjadi acuan kerja Andi Sudirman sepanjang kiprahnya di dunia profesional internasional adalah menjadikan sistem sebagai instrumen dalam mengukur seberapa besar potensi keberhasilan sebuah perencanaan dan program suatu pekerjaan. Bagi Andi Sudirman, dengan sistem yang baik, segala potensi penyimpangan kerja bisa dieliminir. Semua ini tidak lepas dari filosofi hidup yang dianut Andi Sudirman bahwa setiap manusia pada galibnya adalah baik. Dengan sistem yang baik maka semua potensi kebaikan manusia akan bertumbuh subur di sana. Sebaliknya dengan sistem yang buruk, maka manusia yang baik pun bisa terseret dalam lingkar keburukan. Dengan demikian, bagi Andi Sudirman, setiap pekerjaan adalah sebuah amanah untuk mampu membangun sebuah sistem yang berguna serta memiliki kemaslahatan kepada sesama manusia. Inilah yang menjadikan Andi Sudirman mampu menyandingkan kecemerlangan seorang profesional yang mampu membangun sistem dan mengeksekusinya di lapangan dengan seorang pemikir kemanusiaan yang sangat peduli dengan sesama manusia. (*)