Ini Upaya Kelompok Wanita Nelayan Bitung Lepas Dari Rente

By Admin


nusakini.com-Bitung-Indonesia yang kondang sebagai negara maritim dengan potensi sumberdaya ikan diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun, tak lantas membuat nelayan makmur. Badan Pusat Statistik pada September 2017 merilis data jumlah nelayan miskin berkontribusi sekitar 20% dari total penduduk miskin di tanah air atau sekitar 5,2 juta orang.

Salah satu upaya mengatasi isu kemiskinan tersebut ialah memberdayakan ekonomi masyarakat pesisir melalui usaha kecil mikro. Ini yang dilakukan Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII dengan pemberdayaan perempuan pesisir di sekitar wilayah operasi.

Berkaca dari keberhasilan program pemberdayaan istri nelayan lewat Kelompok Wanita Nelayan (KWN) Azzahra di Kelurahan Pattingaloang Makassar, Sulawesi Selatan, Pertamina mereplikasi kegiatan pemberdayaan tersebut bagi Kelompok Wanita Nelayan daerah pesisir di Kabupaten Bitung, Sulawesi Utara.

Menggandeng Badan Komunikasi Pertanggung jawaban Sosial Perusahaan (BKPSP) dan Forum Komunikasi CSR (FKCSR) Sulawesi Utara, Pertamina melaksanakan program Pembinaan dan Pelatihan kepada 30 Kelompok Wanita Nelayan di Bitung. 

Bertempat di Hotel Nalendra, Bitung, Operation Head Terminal BBM Bitung Isak Semuel Rumada bersama Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Fra Jantje Wowiling dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Anneke Tumbelaka membuka program pembinaan dan pelatihan pemberdayaan KWN Bitung, Kamis (18/10).

Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII M. Roby Hervindo menuturkan pemberdayaan KWN di Bitung ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para istri nelayan di Kabupaten Bitung.

Menurut Roby, permasalahan yang sama terjadi kepada para istri nelayan baik di Makassar maupun di Bitung. Saat nelayan tak dapat melaut karena kondisi alam dan iklim, maka pendapatan menurun sejingga berimbas pada kehidupan istri dan anak-anak nelayan. Diperburuk dengan tekanan rente atau rentenir yang sangat kuat, monopoli rentenir terhadap hasil tangkap nelayan serta akses permodalan yang sangat sulit.

“Melalui program kemitraan dan bina lingkungan, kami ingin merangkul KWN di Bitung dan Manado untuk dapat mandiri dan berpenghasilan sendiri. Dalam bantuan program pemberdayaan ini setiap kelompok diberikan pelatihan langsung oleh Ketua KWN Fatimah Azzahra, Makassar yang sekaligus inovator nasional dalam Partisipasi Untuk Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PUSPA), Nuraeni, mengenai pengolahan produk hasil olahan ikan seperti abon ikan dan olahan makanan lain sebagainya,” jelas Roby.

Di samping pelatihan, para kelompok KWN Bitung diberikan sosialisasi Program Kemitraan. Dalam program tersebut, Pertamina akan memberikan dana pinjaman bergulir sebagai modal kepada setiap kelompok yang akan menjadi mitra binaan Pertamina. Adapun 30 Kelompok KWN Bitung ini berasal dari 3 kelurahan yakni Kelurahan Aertembaga sebanyak 10 kelompok, Kelurahan Tandurusa sebanyak 10 kelompok dan Kelurahan Winenet sebanyak 10 kelompok.

Selama 3 tahun terakhir, Pertamina telah menyalurkan lebih dari Rp 29 Milyar bantuan Bina Lingkungan di sektor Pelatihan dan Pemberdayaan di wilayah Sulawesi. Khusus di tahun 2018, bantuan Bina Lingkungan di sektor Pelatihan dan Pemberdayaan di Sulawesi telah disalurkan sebesar Rp 4,8 Milyar, dimana Rp 1,9 Milyar diantaranya disalurkan ke wilayah Sulawesi Utara. (p/rajendra)