Ini Pesan Menkeu Pada Penerima Beasiswa LPDP di Amerika

By Abdi Satria


nusakini.com-New York-Di sela kunjungan kerjanya pada acara Spring Meetings World Bank Group (WBG)-International Monetary Fund (IMF) 2019, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyempatkan bertemu para pelajar Indonesia dan penerima beasiswa LPDP di Amerika. Ia menyatakan bahwa LPDP adalah salah satu bentuk komitmen jangka panjang negara Indonesia dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) agar kompetitif dengan negara-negara lain. 

"Sumber Daya Manusia (SDM) adalah komitmen berkelanjutan, bukan musiman, namun strategi komitmen jangka panjang," jelas Menkeu di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York pada Selasa (09/04) waktu setempat. 

Menkeu menekankan agar setiap penerima beasiswa LPDP berusaha sungguh-sungguh mempelajari ilmu yang sedang ditempuh agar tidak hanya berguna bagi diri sendiri tetapi juga untuk orang lain dan negara. 

"Cobalah berikhtiar selalu yang Anda pelajari itu berguna, tidak hanya untuk Anda sendiri tetapi juga buat negara, buat orang lain," pesannya. 

Di sisi lain, Menkeu menekankan bahwa dana beasiswa LPDP harus digunakan sebaik mungkin oleh para penerima beasiswa karena anggaran negara untuk pendidikan 20% sudah diprioritaskan salah satunya untuk membiayai beasiswa mereka. 

"LPDP itu quite generous walaupun sekarang agak tight. Dalam kita mengalokasikan anggaran, Anda tahu bagaimana list of priority di Republik Indonesia. Setiap dollar we spent for you is the dollar for gone for other priority," tegasnya. 

Ia mengingatkan para penerima beasiswa betapa beruntungnya mereka memiliki keistimewaan (priviledge) mendapatkan beasiswa ini sehingga menjadi harus motivasi untuk menyelesaikan studi dan dapat memanfaatkan ilmunya agar tidak sia-sia. 

"Karena Anda tahu, Anda dibiayai oleh anggaran negara. Jadi, kalau Anda bisa mendapatkan priviledge untuk mendapatkan beasiswa, you actually given this priority more than others sehingga Anda bisa sekolah. Dan itu yang harus Anda selalu ingat untuk menyelesaikan sekolah. Untuk selalu berpikir apa yang harus saya pelajari sehingga manfaatnya beyond pribadi saya dan jangan sampai ilmunya sia-sia," pesannya. 

Ia juga menegaskan bahwa para penerima beasiswa harus dapat menyesuaikan dengan keadaan keuangan negara dimana sebagai penerima beasiswa sebisa mungkin dapat mengaplikasikan ilmunya saat kembali ke Indonesia dengan berbagai keterbatasan yang ada. Namun demikian, negara berusaha selalu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kemajuan riset dengan meningkatkan anggaran keduanya, membuat kebijakan untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi dengan pelatihan internasional serta memberi insentif sektor swasta dengan pengurangan pajak. 

"Sementara negara coba membuat semua in place. Anggaran pendidikan dinaikkan, anggaran research dinaikkan. Sekarang kita membuat insentif untuk R & D (Research and Development) untuk private sektor juga agar dapat double deduction, kita membuat international training, kita akan membuat banyak sekali policy untuk membuat kebutuhan perguruan tinggi kita untuk bisa maju. Tapi tidak semua menjawab kebutuhan Anda secara personal. Anda yang yang harus fit dengan priority itu," pungkasnya. (p/ab)