Ini Perjuangan TIM PVMBG Untuk Perbaiki Alat Pemantau Gunung Anak Krakatau

By Admin

nusakini.com--Akhir pekan lalu, Tim Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan perjalanan ke Pulau Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda, di wilayah Provinsi Lampung. Perjalanan Nugraha Kartadinata, Ahmad Basuki, Dedy Rohendi, Djuhdi Djuhara, dan Deny Mardiono dilakukan untuk membersihkan dan memperbaiki peralatan pemantauan kegempaan, serta melakukan pemantauan visual terhadap letusan Gunung Anak Krakatau di stasiun LAVA, salah satu stasiun seismik milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi.  

"Tim kami melakukan perjalanan ke Pulau Anak Krakatau, Minggu (22/7) sampai Senin (23/7) lalu. Perjalanan tersebut dilakukan demi kelancaran pemantauan Gunung Anak Krakatau, termasuk membersihkan dan memperbaiki peralatan pemantauan kegempaan gunung tersebut, mengingat saat ini Gunung Anak Krakatau sedang aktif dan berada di level II (Waspada),"ujar Kepala PVMBG Kasbani. 

Di stasiun seismik LAVA, menurut Kasbani, tim melakukan pembersihan dan perbaikan solar panel, serta mengganti mcVCO yang mengalami gangguan sebelumnya. "Kegiatan tim kami di stasiun LAVA adalah melakukan pembersihan solar panel yang mulai tertutup abu letusan, kamudian kami juga melakukan penambahan 1 buah solar panel 40 watt, sehingga stasiun LAVA saat ini menggunakan 2 buah solar panel 40 watt.

Dengan penambahan tersebut, kami harap arus listrik DC menuju accu dapat tersuplai dengan lebih baik. Di samping itu, kami juga mengganti McVCO (Microcontroller-based Voltage Converter Oscillator), yakni alat pengubah sinyal seismik menjadi radio VHF, yang mengalami gangguan sebelumnya," tambah Kasbani.

Tim PVMBG berada di stasiun seismik LAVA selama 3 jam untuk perbaikan dan pembersihan alat-alat pemantauan. "Kegiatan perbaikan dan pembersihan alat berlangsung sekitar 3 jam. Saat ini seluruh alat pemantauan berfungsi dengan baik dan kegiatan pemantauan gunung pun berjalan dengan optimal," tutur Kasbani. 

Menurut Ketua Tim Nugraha Kartadinata, perjalanan dimulai hari Minggu pukul 08.00 pagi dari dermaga Pantai Carita, Banten. Setelah 1 jam dan 50 menit mengarungi selat Sunda, tim ini tiba di Pulau Rakata, 4 kilometer di sebelah selatan Gunung Anak Krakatau. "Pulau Rakata dijadikan basecamp selama kegiatan berlangsung," ujar Nugraha. 

Pukul 10.15, tim kembali melanjutkan pelayaran ke Pulau Anak Krakatau. Perjalanan tersebut ditempuh hanya 15 menit. Usai berlabuh di Pulau Anak Krakatau, Nugraha dan kawan-kawan lanjut berjalan kaki ke stasiun seismik LAVA yang berjarak 1 Km di sebelah timur laut kawah Gunung Anak Krakatau.

Usai perbaikan alat selama 3 jam, kenang Nugraha, tim kembali lagi ke basecamp di Pulau Rakata. Di Pulau ini, tim melakukan pemantauan visual letusan Gunung Anak Krakatau, sekaligus bermalam di pulau tersebut. 

"Selanjutnya kami kembali menuju basecamp di Pulau Rakata pada pukul 13.30 WIB. Kegiatan tim selanjutnya adalah melakukan pemantauan visual letusan Gunung Anak Krakatau dari pulau Pulau Rakata dan bermalam di pulau tersebut. Keesokan harinya, kami berlayar kembali ke Pantai Carita di Banten," tutur Nugraha.(p/ab)