nusakini.com - Jakarta - Pengadaan 500 senjata buatan PT Pindad (Persero) sempat dipersoalkan beberapa hari lalu. Menko Polhukam Wiranto pun angkat bicara bahwa peruntukan pengadaan senjata tersebut adalah pendidikan intelijen oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT. Pindad, Bayu A Fiantoro membenarkan pengadaan senjata tersebut dilakukan melalui Polri untuk BIN. Spesifikasi 500 senjata tersebut juga berbeda penggunaannya dengan senjata TNI.

• MK Nilai Tak Ada Hubungan antara Bansos dengan Perolehan Suara di Pilpres
• Wasekjen PBNU Bela Gus Ipul , Cak Imin: Mereka Pengangguran
• Masyarakat Penegak Konstitusi (MPK) : Masyarakat Jabodetabek Dirugikan 1,4 T Akibat Bansos Salah Sasaran Saat Pilpres
• Bawaslu: Dugaan Penggelembungan Suara Prabowo-Gibran Tidak Penuhi Syarat Materiil
• Pesan SBY: Jangan Lukai Hati Rakyat yang Ingin Prabowo Jadi Pemimpin Mereka

"Ada kerja sama dengan Polri untuk pengadaan senjata untuk BIN sekitar 500 unit. Jenisnya berbeda peruntukannya dengan TNI," kata Bayu, Senin (25/9/2017).

Bayu menegaskan 500 senjata pesanan tersebut berjenis nonorganik alias bukan diperuntukkan buat kebutuhan militer. Senjata jenis ini memiliki spesifikasi yang berbeda dengan senjata yang digunakan TNI.

"Nonorganik, peruntukannya bukan untuk militer," tutur Bayu.

Bayu menambahkan, 500 senjata yang dipesan tersebut sampai saat ini juga masih tersimpan rapi di Pindad. "Senjata masih di Pindad," pungkas Bayu. (b/ma)