Industri Keramik Perlu Modernisasi Pabrik Guna Tingkatkan Kualitas Desain

By Admin

nusakini.com--Kementerian Perindustrian mendorong industri keramik nasional semakin meningkatkan kualitas desain produknya agar lebih mampu bersaing dengan produk impor di tengah menghadapi perdagangan global. Oleh karenanya, diperlukan penerapan praktik terbaik (best practice) dan penggunaan teknologi terkini guna menghasilkan efisiensi produksi. 

“Caranya, antara lain memodernisasi pabrik dengan penggunaan teknologi digital printing dan peralatan produksi yang mampu menciptakan keramik dengan ukuran besar sesuai tren pasar saat ini di luar negeri maupun domestik,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Pembukaan Pameran Keramika 2018 di Jakarta, Kamis (15/3). 

Menperin menyampaikan, industri keramik dalam negeri perlu melakukan transformasi secara bertahap sesuai dengan perkembangan teknologi Industry 4.0 yang sedang berjalan. “Kami terus mendorong agar sektor ini mampu mengkombinasikan teknologi digital di antaranya dalam proses produksi, desain, hingga quality control,” paparnya. 

Menurut Airlangga, saat ini pelaku industri di seluruh dunia sedang bertransformasi untuk menyambut era revolusi industri keempat tersebut, di mana akan menekankan platform Internet of Thingsdengan proses produksi secara terintegrasi. Tujuannya untuk mencari langkah-langkah efisiensi dan optimalisasi proses produksi agar mencapai hasil yang lebih maksimal. 

Di samping itu, Menperin mengimbau kepada industri keramik nasionalagarsemakin berkontribusi terhadap perekonomian nasional danmenjadi salah satu motor penggerak percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. “Sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja langsung sebanyak 150 ribu orang. Apabila ditambah dengan tenaga kerja tidak langsung seperti distributornya dan lain-lain, mencapai 2 juta orang,” ungkapnya. 

Menperin juga meminta kepada industri keramik nasional untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung program pendidikan vokasi link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal ini untuk mempermudah mendapatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini sehingga dapat memacu produktivitas dan daya saing industrinya. 

Industri keramik merupakan salah satu sektor unggulan yang diprioritaskan pengembangannya karena berbasis sumber daya alam lokal serta telah memiliki struktur keterkaitan dan kedalaman yang kuat. Potensi ini diharapkan dapat mendogkrak kinerja industri keramik sebagai tulang punggung ketahanan ekonomi nasional serta berkontribusi terhadap pertumbuhan industri pengolahan nonmigas. 

Kemenperin mencatat, peranan sektor industri pengolahan nasional terhadap total PDB nasional di tahun 2017 mencapai 20,16 persen, terbesar dibandingkan sektor lainnya sehingga menjadikan sektor manufaktur sebagai penggerak perekonomian nasional.“Untuk itu, Kemenperin giat menarik investasi di sektor industri pengolahan karena memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian seperti peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan negara,” jelas Airlangga. 

Pada tahun 2017, perkembangan industri pengolahan nonmigas nasional dinilai cukup baik dengan pertumbuhan sebesar 4,84persen, meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 4.43 persen. Kinerja ekspor industri pengolahan juga mengalami peningkatan sebesar 13.14 persen dibanding tahun 2016 sehingga nilainya menjadi USD125,02 miliar. 

“Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi pada tahun 2018 ini, kami menargetkan pertumbuhan sektor industri pengolahan non migas sebesar 5,67 persen dengan total target investasi sebesar Rp345,4 triliun,” tutur Menperin.(p/ab)