Indonesia Mendukung Perlindungan Dua Situs Warisan Budaya Dunia di Palestina

By Admin

nusakini.com--"Sejalan dengan arahan Menlu RI, Retno Marsudi bahwa Palestina selalu berada dalam detak jantung diplomasi Indonesia, kami memandang pentingnya peran UNESCO dalam melindungi Kota Tua Jerusalem dan Tembok Jerusalem, serta upaya untuk rekonstruksi dan pembangunan Gaza dan dua situs warisan budaya di Hebron dan Bethlehem," demikian ditegaskan Letjend TNI (Purn) Hotmangaraja Pandjaitan, Duta Besar/Wakil Tetap RI untuk UNESCO dalam pembahasan mata agenda 25 mengenai Occupied Palestine di sidang sesi ke-204 Dewan Eksekutif United Nations Education, Scientific and Cultural Organization/UNESCO di Paris, pekan lalu.

Dubes Hotmangaraja menegaskan bahwa situs warisan yang tertulis di Palestina seyogyanya dilestarikan sebagai warisan budaya dunia yang utuh dan tidak terpisah satu sama lain. Hal ini disebabkan situs-situs tersebut tidak hanya berfungsi sebagai wujud budaya atau peradaban suatu bangsa tertentu, melainkan gambaran lengkap dari sejarah manusia yang beragam. Situs warisan budaya yang diupayakan perlindungan oleh UNESCO adalah dua situs di Palestina, yaitu Al Haram Al Ibrahim/Makam para Pendiri di Al Khalil/Hebron dan Mesjid Bilal Ibn Rabah/Makam Rachel di Bethlehem. 

Lebih lanjut, dalam pembahasan mata agenda ke-26 mengenai Implementasi dari 39C/Resolusi 55 dan 202 EX/Dec.39 mengenai lembaga pendidikan dan kebudayaan di wilayah Arab yang diduduki, Dubes/Watap RI untuk UNESCO telah menyampaikan bahwa Indonesia terus berupaya meningkatkan kerjasama dengan Palestina dalam rangka konservasi situs warisan budaya serta promosi pariwisata.  

Pada tanggal 11-25 Maret 2017, Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menyelenggarakan International Training Workshop on Tourism and Antiquities for Palestinians di Yogyakarta. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keahlian warga negara Palestina yang sebagian besar bekerja sebagai Manajer/Direktur Konservasi di kota-kota bersejarah seperti Bethlehem, Yerusalem dan Nablus. 

Laporan tindak lanjut upaya UNESCO untuk konservasi situs warisan budaya di Palestina akan diajukan pada Sidang sesi ke-205 Dewan Eksekutif UNESCO. (p/ab)