Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia, Mentan: Caranya Bertahap

By Admin


nusakini.com - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menargetkan supaya Indonesia bisa menjadi lumbung pangan nasional di tahun 2045. Untuk dapat menjadi lumbung pangan dunia, Kementan perlu melakukan swasembada pangan. 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, untuk mencapai lumbung pangan dunia, pemerintah akan secara bertahap untuk menghentikan impor sejumlah komoditas pangan.

"Kita selesaikan secara bertahap. Seluruh komoditas yang kita impor, secara bertahap (ditutup), enggak bisa sekaligus. Tahun ini selesai beras, bawang selesai, cabai selesai tidak impor. Mudah-mudahan jagung paling lambat 2018. Harus selesai satu persatu," katanya, Kamis (2/2/2017).

Selain bisa memenuhi sendiri kebutuhan dalam negeri, untuk dapat menjadi lumbung pangan dunia pemerintah juga perlu untuk melakukan ekspor berbagai komoditas. Amran mengatakan, potensi ekspor komditas yang terdekat untuk saat ini ialah bawang, jagung, serta beras.

"Ini potensi ekspor," ujar Mentan.

Yang masih sulit dicapai, kata Amran, ialah produksi komoditas kedelai. Ia mengatakan, nantinya kedelai yang akan paling terakhir untuk disetop keran impornya. Namun demikian, Amran masih enggan mengatakan kapan pemerintah berhenti untuk mengekspor kedelai.

"Nanti kedelai yang paling terakhir. Tunggu saja," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Perencanaan Kementan, Kasdi Subagyono, juga mengatakan di 2016 sudah ada 3 komoditas sudah dianggap beres dan bisa dikatakan produksinya memadai, yakni padi, bawang merah, dan cabai. Dirinya mencatat, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan produksi.

Produksi beras nasional saat ini tercatat sudah dianggap suplus. Produksi padi pada tahun lalu dicatat Kementan sebesar 79,1 juta ton, atau naik dari 2015 yang produksinya 75,4 juta ton.

Untuk komoditas lainnya, Kasdi mencatat, produksi bawang merah pada tahun 2016 sebesar 1,3 juta ton, naik dari tahun 2015 sebesar 1,2 juta ton. Kemudian jagung di 2016 sebesar 23,2 juta ton, naik dari tahun 2015 sebesar 19,6 juta ton, begitu pun cabai yang naik dari 1,9 juta ton di 2015 menjadi 2,1 juta ton di 2016.

Hanya kedelai yang produksinya turun pada tahun lalu, lantaran berkurangnya lahan dan pengaruh La Nina. Tahun 2016 produksi kedelai hanya 890.000 ton, turun dari tahun 2015 yang dicatat sebesar 960.000 ton. (p/mk)