Indonesia-Brunei Tingkatkan Kerja Sama Bidang Kesehatan

By Abdi Satria


nusakini.com-​Bandar Seri Begawan-Dalam Joint Working Group (JWG) Pertama yang diadakan di Bandar Seri Begawan, Indonesia dan Brunei Darussalam sepakat untuk segera mengimplementasikan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama kesehatan yang sebelumnya telah ditandatangani sejak Februari 2015 oleh kedua Menteri Kesehatan. 

Kesepakatan pelaksanaan kegiatan kerja sama ini dituangkan dalam dokumen Plan of Action (PoA) / Rencana Aksi yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI drg. Oscar Primadi, MPH dan Permanent Secretary Kementerian Kesehatan Brunei Awang Haji Abdul Manap bin Othman. Penandatanganan PoA yang berlaku untuk periode 2019-2020 ini disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia Dr. Sujatmiko. 

Implementasi kesepakatan ini dituangkan dalam bentuk berbagai rencana kegiatan, yaitu pertukaran informasi tentang kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, obat tradisional dan peraturan produk media, penelitian dan pengembangan bersama di bidang medis dan kesehatan. 

Kedua delegasi juga menyepakati pengembangan sumber daya manusia dan pertukaran pengetahuan, serta pertukaran ahli kesehatan dan medis di bidang-bidang tertentu. Untuk itu, didorong pula pertukaran pelajar dan pengajar antara Poltekkes Kementerian Kesehatan dengan Universitas Brunei Darussalam. 

Dubes RI menyampaikan dukungannya terhadap rencana implementasi kerja sama tersebut, khususnya mengingat potensi yang besar antar kedua negara. “Implementasi Rencana Aksi ini akan menjadi landasan yang sangat penting dan merupakan investasi dalam kerangka kerja sama kesehatan Indonesia dan Brunei Darussalam di masa depan,” ujar Dubes Sujatmiko. 

Dalam diskusi informal seusai penandatanganan PoA, Dubes RI juga menyampaikan kepada Menteri Kesehatan Brunei dan jajarannya bahwa Indonesia siap mengirimkan para tenaga kesehatan sesuai kualifikasi yang diperlukan Brunei. Lebih lanjut juga ditawarkan investasi Brunei di Indonesia, khususnya rumah sakit internasional. Pihak Brunei menyatakan siap untuk mempelajari tawaran tersebut. 

Indonesia sebagai negara yang memiliki keahlian di bidang obat-obatan tradisional dan penyediaan peralatan kesehatan dapat menjadi pemasok bagi keperluan Brunei Darussalam di bidang-bidang tersebut. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan kunjungan delegasi RI ke fasilitas dan Pendidikan kesehatan Brunei Darussalam, yaitu Rumah Sakit Raja Istri Pengiran Anak Saleha (RIPAS), Universitas Brunei Darussalam dan Berakas Health Centre. 

Kedua pihak sepakat untuk mengadakan JWG kedua di Indonesia pada tahun 2020 dan sepakat melanjutkan MoU untuk periode 5 tahun berikutnya hingga 2025. (p/ab)