INDI 4.0, Indeks Acuan untuk Mengukur Kesiapan Sektor Manufaktur Bertransformasi Menuju Industri 4.0

By Abdi Satria


nusakini.com-Tangerang-Memasuki satu tahun implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0, pemerintah telah melaksanakanbeberapa agenda yang tertuang dalam 10 strategi prioritas nasional.Salah satu upaya tersebut, yakni menyiapkan sektor manufaktur prioritas untuk bertransformasi menuju industri 4.0. 

“Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah menyusun Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) yang merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah dalam mengukur tingkat kesiapan industri bertransformasi menuju industri 4.0 di Indonesia,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara di ICE BSD, Tangerang, Banten (15/4). 

Ngakan menjelaskan, INDI 4.0 terdiri atas lima pilar, yaitu manajemen dan organisasi (management and organization), orang dan budaya (people and culture), produk dan layanan (product and services), teknologi (technology), dan operasi pabrik (factory operation). Adapun level dalam INDI 4.0 mulai dari level 0 yang artinya belum siap bertransformasi ke industri 4.0. 

Kemudian, level 1 industri masih pada tahap kesiapan awal, level 2 adalah industri pada tahap kesiapan sedang, level 3: industri sudah pada tahap kesiapan matang, dan level 4 menandakan industri sudah menerapkan industri 4.0. 

“Sampai saat ini, sebanyak 328 perusahaan industri sudah melakukan self-assesment INDI 4.0 secara online melalui akun SIINas (Sistem Informasi Industri Nasional),” ungkap Ngakan. Jumlah itu meliputi 39 perusahaan industri makanan dan minuman, 10 perusahaan industri tekstil, serta 30 perusahaan industri kimia, 

Selanjutnya, 198 perusahaan industri otomotif, 28 perusahaan industri elektronika, 11 perusahaan industri logam, 11 perusahaan industri aneka, dan 1 perusahaan industri EPC. “Dari hasil self-assesment INDI 4.0, industri di Indonesia cukup siap untuk bertransformasi menuju indsutri 4.0,” tegasnya. 

Kemenperin bersama tim juri, yaitu McKinsey&Company, Microsoft Indonesia, SAP Indonesia, PT. Schneider Eletric Indonesia, dan Akademisi Universitas Diponegoro, melakukan verifikasi dan validasi hasil self-assesment tersebut untuk memberikan penghargaan dan apresiasi kepada perusahaan industri yang bertransformasi menuju industri 4.0. 

“Selain memperhatikan capaian self-assesment INDI 4.0, kriteria dalam pemberian penghargaan tersebut yaitu roadmap dan journey implementasi industri 4.0 di perusahaan industri, dan tentunya perusahaan nasional,” tambahnya. 

Kemenperin telah menetapkan lima industri yang mendapatkan penghargaan INDI 4.0, yaitu (1) PT. Indolakto untuk sektor industri makanan minuman, (2) PT. Pupuk Kaltim untuk sektor industri kimia, (3) PT. Pan Brothers, Tbk untuk sektor industri tekstil, (4) PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia untuk sektor industri otomotif, dan (5) PT. Hartono Istana Teknologi untuk sektor industri elektronika. 

Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Pembukaan Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 di ICE, BSD City, Serpong (15/4). Pada kesempatan ini, Wapres didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomia Darmin Nasution dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. 

Dalam rangkaian acara ini, Kemenperin menunjuk PT. Schneider Electric Manufacturing Batam (PT. SEMB) sebagai Lighthouse Industri 4.0 di Indonesia. Penunjukan ini berdasarkan Program Batam Digital Tranformation Journey yang dimulai tahun 2017, meliputi 4 pilar, yaitu cyber security, people and leadership, product life cycle and data management, dan data analytics. 

Ngakan menjelaskan, kunci keberhasilan PT. SEMB dalam melakukan transformasi digital dilakukan melalui beberapa tahap antara lain (1) Pendefinisian komitmen dari manajemen puncak ke level paling bawah dan perumusan target perusahaan secara jelas; (2) Pengembangan kompetensi digital dan mengubah mindset, budaya kerja dan organisasi menuju digital attitude; dan (3) Scalling upmelalui pengembangan kemampuan dan adopsi model operasional yang baru dan efisien untuk diterapkan di perusahaan. 

“Dengan adanya lighthouse ini dapat menjadi pembelajaran bagi industri lain dalam bertransformasi menuju industri 4.0. harapannya, ke depan semakin banyak lighthouse yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” tuturnya. 

Pada tahun 2018, Kemenperin bersama TUV Rheinland, PT. Festo Indonesia, dan PT. Schneider Electric Indonesia menyelenggarakan bimbingan teknis kepada 65 peserta manager transformasi industri 4.0 di PT. SEMB. “Manajer tranformasi ini sebagai leader dalam melakukan transformasi industri 4.0 di perusahaannya,” imbuhnya.(p/ab)