Hisanori Kato: Indonesia Mempunyai Sikap Toleransi Yang Baik

By Admin

nusakini.com--Sekarang intoleransi di Indonesia tidak bertambah, karena tradisi yang ada di Indonesia sangat kuat untuk membina kerukunan yang ada. 

“Tradisi yang ada di Indonesia sangat kuat untuk membina kerukunan yang ada. Identitas agama tentu saja baik," ujar ujar Guru besar Antropologi Universitas Chuo, Tokyo Jepang Hisanori Kato saat menemui Menag Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta, Kamis (4/1). 

Dikatakannya, sampai saat ini, Indonesia masih mempunyai sikap toleransi yang baik. Indonesia sangat toleran. Bahkan, ketika Kabalitbangdiklat Abdurrahman Mas’ud menanyakan kepada Kato terkait perayaan tahun baru di Indonesia dan mengucapkan selamat Natal kepada kaum Nasrani, Kato menyampaikan itu tidak masalah. 

“Mari kita pandang agama dari sisi sosiologi. Selama ini banyak kalangan melihat agama hanya dari sisi politik," ujar guru besar yang banyak melakukan penelitian perkembangan agama dan toleransi di Indonesia. 

Kerukunan di Indonesia, disampaikan Kato masih tetap terjaga karena faktor sejarah. Karena dari dulu di Indonesia ada peradaban yang kuno. 

"Misalnya agama asli di Jawa, itu tidak bisa dihilangkan. Hindu, Buddha, Islam, Kristen masih oke. saling hidup rukun," ucapnya. 

Menurutnya, orang Jepang bahkan dunia harus melihat kerukunan di Indonesia. Karena, bagi Kato, Indonesia adalah contoh kerukunan yang baik. Masyarakatnya dari banyak suku, agama, berhasil membentuk persatuan bangsa. “Ini aset Indonesia”, katanya. 

Kedatangannya ke Kementerian Agama menemui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya di akhir November tahun lalu Menag berkunjung ke Jepang. 

Pada kesempatan tersebut, Profesor Kato menyampaikan ucapan selamat ulang tahun ke-72 bagi Kemenag. 

“Selamat ulang tahun buat Kementerian Agama. Selamat Hari Amal Bakti," katanya dengan bahasa Indonesia yang cukup baik. 

Hadir mendampingi Menag, Kepada Badan Litbang dan Diklat Kemenag Abdurrahman Mas’ud, Sesmen Khairul Huda Basyir, dan Kabag Ortala Kepegawaian dan Hukum Ditjen Bimas Islam Thobib Al-Asyhar. (p/ab)