Haul ke-21, Menag Sebut Mahbub Djunaidi Si Burung Parkit di Kandang Macan

By Admin

nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut salah satu pendiri sekaligus Ketua Umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (alm) Mahbub Djunaidi, sebagai Si Burung Parkit di Kandang Macan 

"Saya sebut demikian karena Beliau pernah menggunakan nama burung tersebut dalam sebuah kalimat sindiran yang epik; kedua karena Burung Parkit merepresentasikan diri almarhum sendiri. Burung Parkit itu kecil, tampilan sederhana, murah, namun pede. Ngoceh terus dan tidak bisa diam diri. Suka bergaul dengan burung lain dan mempunyai kesetiaan yang tinggi. Juga, keberadaanya sebagai penanda kondusivitas sebuah lingkungan alam,"terang Menag saat memberi sambutan pada Manakib Mahbub Djunaidi, dalam rangka Haul Mahbub Djunaidi ke-21 di Lapangan Parkir UNUSIA, Jalan Taman Amir Hamzah No 5, Menteng, Jakarta Pusat, jum'at (7/10) malam. 

"Beliau adalah Parkit unggulan, cericitannya mampu mempesona Merak, segarang gagak tapi juga selucu burung Beo," imbuhnya 

Dalam haul yang diprakarsai BEM UNUSIA, PMII Komisariat UNUSIA dan Omah Aksoro tersebut, ditayangkan pula Film pendek tentang kisah Mahbub Djunaidi oleh para sahabatnya, baik dari PMII, maupun luar PMII. Hadir dalam Manakib tersebut, beberapa sahabat Mahbub seperti Khalid Mawardi, Ahmad Bagja, Ridwan Saidi, Keluarga Mahbub Djunaidi, para senior PMII, PB NU, aktivis PMII dan lain sebagianya. 

Menag melihat, Mahbub sebagai aktivis yang mempunyai pergaulan luas, seiring aktivitas Putra Betawi tersebut sebagai jurnalis, sastrawan, budayawan dan lain sebagainya. 

"Almarhum sangat setia pada NU. Sejak kecil aktif dalam pengajian NU, masa muda dihabiskan untuk PMII, lalu aktif di PB NU," imbuh Menag. 

"Mahbub tetap bergaya burung Parkit kendati berada di Kandang macan. Kandang macan itu adalah NU sendiri dan rezim Orde Baru. Beliau berperan sebagai Parkit atas nama diri sendiri, sehingga tidak membahayakan dan membebani orang sekelilingnya. Dengan gejolaknya, Mahbub rajin melakukan otokritik, dengan jenakanya, berani mengkritik rezim, dengan keusilannya, Beliau memotret sosial budaya masyarakat kita," tambah Menag. 

Menag juga menceritakan jasa Mahbub Djunaidi kepada keluarganya. Termasuk hubungan baik Mahbub dengan ayahanda dan kakak Menag. 

Menag juga menceritakan sepak terjang Mahbub yang mampu berteman lintas zaman, tentang tulisan-tulisan Mahbub, perjuangannya dan juga kegigihan dalam mendidik junior. 

"Sungguh, sangat sulit mencari orang seperti Mahbub Djunaidi di masa ini. Sosok yang tak silau dengan kekuasaan dan kekayaan, justru ketika kesempatan itu terbuka luas," kenang Menag. 

Beberapa tokoh, sahabat Mahbub, seperti Khalid Mawardi, Ahmad Bagja dan Ridwan Saidi menceritakan beberapa kisah keteladanan yang mereka alami ketika berinteraksi langsung dengan Mahbub Djunaidi.(p/ab)