Harga Bahan Pangan di DKI Tetap Stabil

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno merasa bersyukur karena harga bahan pangan selama Ramadan dan Lebaran 1439 Hijriah relatif stabil. Bahkan, stabilitas harga bahan pangan tersebut masih tetap terjaga hingga H+4 Lebaran.

Dikatakan Sandi, terkendalinya harga bahan pangan tidak terlepas dari peran semua pihak yang sudah turun tangan dan ikut berkolaborasi.

"Kita bersyukur dalam Hari Kemenangan ini kita juga sukses dalam mengendalikan harga pangan," ujar Sandi, di Balai Kota DKI Jakarta

Agar terhindar dari informasi yang tidak valid, sambungnya, warga DKI bisa dengan mudah mengetahui harga-harga beragam komoditas yang bisa diakses melalui situs www.infopangan.jakarta.go.id.

"Kita bisa lihat langsung angka-angkanya. Saya ingin menyampaikan kabar baik yang merupakan informasi berbasis data ini," terangnya.

Dijelaskannya, selain harga pangan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bersama seluruh stakeholder juga berhasil menekan inflasi. Pada bulan Mei, inflasi di DKI (month to month) sebesar 0,45 persen, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 0,49 persen.

"Untuk inflasi years to date juga lebih rendah, tahun lalu 1,85 persen, sementara saat ini 1,41 persen. Kita sudah kendalikan mulai dari Januari sampai Mei," urainya.

Menurutnya, keberhasilan menekan inflasi dan menjaga kestabilan harga pangan tidak terlepas dari diterapkannya metode Keroyok, Gerilya, dan Urai Satu-satu (Kegerus).

Keroyok, artinya capaian ini bukan hanya hasil kerja dari Pemprov DKI. Tapi, ada kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak seperti, Kementerian Pertanian, Bulog, Kementerian Perdagangan, BPS, BI, BUMD kluster pangan, asosiasi-asosiasi, koperasi pasar, Satgas Pangan, serta masyarakat.

"Warga sangat menginginkan tidak ada gejolak harga. Ini luar biasa sekali, kerja kolosal, hasil kerja kita bersama," ungkapnya.

Kemudian, Gerilya yakni peninjauan langsung ke pasar-pasar, BUMD kluster pangan, hingga ke daerah sentra produksi atau pemasok.

"Kita datangi pasar-pasar, PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Pasar Jaya, dan PD Dharma Jaya. Bahkan, saya juga ke Magelang dan Brebes, mengecek hulu hingga hilir untuk memastikan rantai distribusi berjalan lancar," katanya.

Sandi menambahkan, untuk metode Urai Satu-satu bermakna upaya memberikan perhatian ekstra terhadap komoditas pangan yang berpotensi bergejolak.

"Ini sama monumentalnya dengan WTP, justru faktornya jauh lebih kompleks. Kalau kita komit sama-sama ternyata bisa," imbuhnya.

Ia menginginkan, kestabilan harga bahan pangan bisa terus terjaga dan laju inflasi bisa terus ditekan pasca Lebaran.

"Kita tidak boleh kendur, masih ada Juni sampai Desember. Jangan sampai Kegerus ini sampai hilang," tegasnya.

Sementara, Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta, Sri Haryati mengungkapkan, dalam rangka pengendalian harga pangan Pemprov DKI Jakarta melakukan pemantauan harga terhadap 22 komoditas pangan startegis seperti, beras, cabai, bawang merah, daging sapi, daging ayam, telur, bandeng, minyak goreng, tepung terigu dan susu kental manis.

"Kami melakukan pemantauan di 44 Pasar yang dikelola PD Pasar Jaya, 12 pasar diantaranya merupakan pasar yang dicacah oleh BPS dalam pencatatan inflasi. Melalui laman Info Pangan Jakarta setiap hari jam 10.00 dilakukan update perkembangan dan input datanya dilakukan oleh para enumerator dari PD Pasar Jaya," bebernya.

Laman Info Pangan Jakarta, lanjutnya, dapat diakses oleh masyarakat sebagai referensi harga. Sementara, bagi Pemprov DKI menjadi salah satu alat perumusan kebijakan.

Hasil dari pantauan harga pangan strategis per pekan selanjutnya tiap hari Kamis dibahas bersama Instansi terkait yang meliputi BI Perwakilan DKI Jakarta, BUMD kluster Pangan, Bulog Divre Jakarta serta Intelijen (Kesbangpol, Intelkam Polda dan BIN).

"Pembahasan bertujuan sebagai acuan untuk melakukan upaya terintegrasi dalam pengendalian harga pangan di DKI Jakarta," tandasnya.(pr/kj/al)