Hadapi Revolusi Industri 4.0, Kurikulum Harus Adaptif

By Admin


nusakini.com-Yogyakarta – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong perubahan kurikulum pendidikan sebagai modal menghadapi revolusi industri 4.0. Hal tersebut dia sampaikan dalam Musrenbang Regional Jawa dan Bali di Yogyakarta, Rabu (17/10). 

Hadir pula dalam acara yang diselenggarakan pada 16 – 19 Oktober tersebut, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Banten Wahidin, Kepala Bappeda se-Jawa dan Bali serta seluruh bupati/walikota se-DIY, perwakilan dari Bappenas RI, Kementerian Perindustrian RI, serta anggota DPR RI komisi X. 

Ganjar mengatakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia saat ini menjadi poin penting bagi Indonesia. Terlebih dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Ada dua pilihannya, mengikuti langkah revolusi atau justru memilih jalan evolusi. 

“Menghadapi revolusi industri 4.0 harus dengan revolusi jangan evolusi. Maka kalau opsi kita menghadapinya dengan evolusi yang biasa-biasa saja maka akibat yang ditanggung kita akan tertinggal,” terangnya. 

Ditambahkan, untuk peningkatan SDM, sektor pendidikan melalui kurikulumnya harus melakukan akselerasi dengan zaman secara cepat. Dia mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengambil keputusan politis terkait langkah pendidikan tersebut. 

“Kalau kita menghadapinya dengan revolusi dan basisnya adalah SDM, ubah kurikulum dengan cepat. Berikan insentif pada sistem pendidikan yang baik. Kurikulum harus adaptif. Akses yang punya potensi ekspor harus mendapatkan tempat dominan,” tegas mantan anggota DPR RI ini. 

Ganjar memberi contoh, praktik yang dilakukan siswa SMK otomotif mestinya menggunakan mobil atau kendaraan seri yang baru, bukannya mobil keluaran lama. Sehingga, mereka mampu bersaing dalam dunia pekerjaan, terlebih jika hendak terjun jadi wirausaha. 

“Maka bagaimana cara mendampingi mereka, akses permodalan, meningkatkan kapasitas sampai cara menjual. Maka kita bicara e-commerce. Karena saat ini Kita semua bicara e-commerce,” ujar alumnus UGM ini. 

Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Bappenas Rudi Supriyadi Prawiradinata mengatakan, komponen kebutuhan yang paling signifikan menunjang pertumbuhan industri 4.0 adalah kebutuhan tersier, yaitu jasa. 

“Ini yang harus kita waspadai. Maka Infrastruktur harus disiapkan, dari SDM, jaringan internet, jalan. Karena semua akses yang menghubungkan harus bisa dijangkau dengan mudah,” tandasnya. (p/ab)