Hadapi Revolusi Industri 4.0 dan Dinamika Kawasan, ASEAN dan Asia Timur Berbagi Pengalaman Terbaik Capai SDGs

By Admin

nusakini.com--Kerja sama ASEAN Plus Three (APT) perlu mempererat kerja sama dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 serta dinamika kawasan pada bidang-bidang strategis seperti integrasi regional, konektivitas, pengembangan UMKM, peningkatan SDM, serta inovasi. Demikian salah satu rekomendasi yang dihasilkan dalam pertemuan ke-16 East Asia Forum (EAF) di Luang Prabang, Laos, 29-30 Agustus 2018. 

“Kunci untuk mencapai berbagai target SDGs di kawasan terutama bagi ASEAN dan mitra wicaranya adalah dengan memperkuat kerja sama terutama dalam peningkatan kapasitas SDM dan melalui penciptaan akses keuangan lebih terbuka bagi semua pihak, termasuk bagi UMKM dan generasi muda," ujar Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN pada Sesi Penguatan Kewirausahaan dan Pembangunan SDM di Pertemuan tersebut. 

Sejalan dengan hal tersebut, Duta Besar Foster Gultom juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui berbagai program seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Program Keluarga Harapan.

Sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia terus berperan aktif dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Salah satu bentuk komitmen Indonesia dalam upaya pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah dengan ditetapkannya Peraturan Presiden nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tanggal 4 Juli 2017. 

Hal lain yang disampaikan Indonesia adalah upaya pencapaian SDGs melalui lokalisasi program-program Pembangunan Berkelanjutan yang sejalan dengan Nawa Cita Indonesia, yang di dalamnya mencakup program nasional saat ini seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Program Keluarga Harapan yang berdampak signifikan bagi pengentasan kemiskinan dan mempersempit kesenjangan pembangunan di Indonesia. 

Dalam menghadapi kecenderungan proteksionisme dewasa ini, Pertemuan juga sepakat merekomendasikan agar APT perlu terus mendukung perdagangan bebas dan mendorong selesainya perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) pada tahun ini yang melibatkan ASEAN, China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, serta Selandia Baru. 

Pertemuan dibuka Menlu Laos, Saleumxay Kommasith, selaku tuan rumah, yang dalam pidato pembukaannya menegaskan pentingnya kerja sama regional untuk mengidentifikasi peluang kerja sama inovatif dengan melibatkan generasi muda dan UMKM sehingga masyarakat ASEAN menjadi lebih tangguh. 

EAF merupakan salah satu mekanisme kerja sama ASEAN dengan China, Jepang, dan Korea Selatan dalam Kerangka APT. Forum ini merupakan forum track 1.5 yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, serta kalangan bisnis. 

Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan pemerintah, pengusaha, dan akademisi dari negara-negara APT dan Sekretariat ASEAN (ASEC). Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN dan didampingi oleh Duta Besar Foster Gultom serta staf Direktorat Kerja Sama Eksternal ASEAN. ​(p/ab)