Guinea Bidik Pasar ASEAN di 2018

By Admin

nusakini.com--​Pemerintah Guinea telah mencanangkan program ekonomi baru pada tahun 2018 yaitu beralih ke ASEAN dalam kerja sama perdagangan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua KADIN Guinea, Elhadj Baubacar Fofana, ketika bertemu Dubes RI Dakar (yang juga merangkap Guinea), Mansyur Pangeran, akhir pekan lalu di Conakry. 

KADIN Guinea juga telah membuat mapping mengenai sektor-sektor penting yang berpotensi untuk dijajaki kerja sama dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. 

Diakui oleh Fofana, selama ini para pengusaha Guinea hanya fokus ke Tiongkok saja dan melupakan bahwa masih banyak potensi perdagangan yang belum tergali utamanya di ASEAN. “Ada 20.000 pengusaha Guinea yang telah menjalin kerja sama dengan pengusaha Tiongkok," lanjut Fofana. 

Menyadari hal tersebut, KADIN Guinea telah melakukan survey pasar dan diperoleh data bahwa harga barang-barang dari Tiongkok sudah tidak kompetitif lagi dan kualitasnya juga dinilai kurang baik. Hasil penelitian juga menunjukkan barang-barang sejenis di ASEAN kualitasnya justru jauh lebih baik dan harganya kompetitif.   

KADIN Guinea telah berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan negara ASEAN termasuk Indonesia, dan KBRI Dakar diharapkan menjadi pintu masuk kerja sama tersebut. Sebaliknya, KADIN Guinea siap menjadi poros penghubung antara Indonesia dengan pihak terkait di Guinea. 

KADIN Guinea juga berharap dapat ditandatangani sebuah MoU kerja sama dengan KADIN Indonesia dan akan segera menyusun draft MoU tersebut. 

Dubes Mansyur Pangeran mengharapkan MoU antara kedua KADIN dapat segera direalisasikan pada tahun 2018. “Momentum yang paling tepat adalah pada saat dilangsungkannya Indonesia-Afrika Forum 2018 di Bali, 10-11 April 2018," imbuh Dubes. 

Menurut Fofana, kunjungan Dubes ke Conakry dinilai menjadi era baru dimulainya kerja sama Indonesia-Guinea di berbagai bidang. Untuk merealisasikan kerja sama tersebut, KADIN Guinea akan berkunjung ke Indonesia tanggal 10 Januari 2018 untuk menggali berbagai potensi kerja sama dan siap berpartisipasi pada Indonesia-Afrika Forum 2018 dan Trade Expo Indonesia 2018. 

Seraya dengan Fofana, Dubes Mansyur juga berharap MoU yang akan ditandatangani tersebut akan menjadi payung dalam mempererat kerja sama perdagangan antara kedua negara. 

Dubes Mansyur menegaskan bahwa kunjungan Presiden Guinea, Alpha Conde, pada tahun 2016 lalu diharapkan dapat membuka peluang kerja sama yang lebih jauh erat antara Indonesia dengan Guinea. Dalam kunjungannya tahun lalu, Presiden Alpha Conde yang langsung didampingi oleh Dubes Mansyur telah melihat langsung proses pembuatan pesawat di Bandung dan tertarik untuk membeli pesawat CN-235 kebanggaan Indonesia. 

Guinea yang sempat dihajar wabah virus Ebola pada tahun 2014 kini sedang mengalami boom bauksit yang menjadikannya sebagai negara dengan cadangan bauksit terbesar di dunia meski penduduknya diantara yang termiskin di dunia. 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan antara Indonesia dan Guinea mencapai 28,2 juta Dolar AS pada tahun 2016 dengan surplus di pihak Indonesia yang didominasi dari sektor non migas.(p/ab)