nusakini.com-Makassar - Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. HM. Nurdin Abdullah menguraikan, tiga poin penting hasil dari kunjungan kerja dari Belanda dan Jerman. 

Kunjungan kerja tersebut merupakan sebuah langkah untuk mendorong kebutuhan masyarakat Sulawesi Selatan dalam tiga sektor.

Tiga sektor tersebut yakni mengenai pengelolaan sampah, infrastruktur jalan dan yang paling penting adalah bagaimana memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat untuk kebutuhan air bersih.

"Kita fokus mengenai pengelolaan sampah, pengunaan teknologi air bersih dan membahas infrastruktur jalan," ungkap Prof. Nurdin Abdullah, di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jendra Sudirman Makassar, Selasa (18/6).

Untuk air bersih Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui pemerintah kabupaten Wajo sudah menentukan jumlah total anggaran untuk membangun teknologi air bersih dengan teknologi tercanggih saat ini di Jerman.

"Hampir Rp 200 miliar sudah sampai selesai, mulai dari pipanisasi bahkan sampai dirumah sudah bisa diminim. Ini kalau jadi tidak pakai air seppang lagi," jelas Gubernur Sulsel kedua yang bergelar profesor.

Nurdin Abdullah berharap harga air bersih untuk masyarakat Wajo tersebut bisa didistribusikan dengan harga semurah mungkin. Ia juga menceritakan bagaimana keadaan kebersihan air baku di Jerman, bahkan katanya uang koin di lempar dengan kedalaman 3 meter masih bisa dilihat dari atas permukaan air.

"Ini harus dibuat semurah mungkin, ini harus jadi tolak ukur daya beli masyarakat. Inilah yang dikawal, tapi ini semua berbeda, mereka punya air baku sangat brsih, kedalam 3 meter masih terlihat koin di dalam," urai Bupati Bantaeng 2008-2018 ini.

Begitu juga untuk infrastruktur jalan yang ada disana hampir semua sepanjang jalan dihiasi dengan pandangan indah dan sejuk.

"Biar naik mobil 1000 kilometer disana tidak ada rasa capenya, atau bosan karena pandangan dipenuhi pohon yang hijau, setelah pohon dihijaukan dengan kebun di sepanjang jalan," beber mantan Sekjen Apkasi Indonesia itu.

Sedangkan untuk pengelolaan sampah sendiri Gubernur Sulsel yang baru menjabat 9 bulan mengakui masih jauh metode pengelolaan di Sulsel dengan di Belanda dan Jerman.

"Kita disini masih mengunakan pengelolaan secara tradisional, orang disana sudah menggunakan teknologi semua," kata Nurdin Abdullah.

Untuk lebih lanjut kata Nurdin Abdullah dua negara tersebut akan datang kembali ke Sulawesi Selatan pada awal Juli 2019 ini.

"Akhir Juli mereka datang, sudah dilakukan tandatangan kontrak pada provinsi, Wajo dan pusat. Kita udah atur semua agar lebih ringan," pungkasnya.(rah)