Gubernur Ganjar: Ekonomi Syariah Tak Sebatas Bisnis Perbankan

By Admin


nusakini.com-Karanganyar – Perekonomian syariah di Jawa Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini berkembang cukup pesat. Hal ini dapat terlihat dari komposisi aset perbankan syariah yang mencapai 4,9 persen atau Rp24,7 triliun dari total aset perbankan syariah nasional. 

Meski demikian Gubernur Ganjar Pranowo SH MIP masih belum puas dengan capaian tersebut. Pasalnya, pertumbuhan aset perbankan syariah di Jawa Tengah pada periode 2017 masih menduduki peringkat ketiga setelah DIY dan Jawa Barat. 

Melihat kondisi tersebut, dia meminta para pelaku koperasi Syariah dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) melakukan inovasi dalam mengedukasi masyarakat tentang perbankan syariah ataupun ekonomi syariah. 

“Apa problemnya sekarang? Pengetahuan, sehingga sangat penting untuk memberikan edukasi untuk memberikan pengarahan, pemahaman semuanya kepada masyarakat agar mau berbisnis syariah,” katanya saat membuka Workshop Pra Ijtima Sanawi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Kopsyah-BMT yang diselenggarakan di Hotel Syariah Karanganyar, Jumat (28/9) lalu.

Menurut Ganjar, saat ini pemahaman masyarakat terhadap ekonomi syariah masih sebatas perbankan syariah. Padahal ekonomi syariah sangat luas, seperti Bank Syariah, Asuransi Syariah, Pasar Modal Syariah, Reksadana Syariah, Pegadaian Syariah, Koperasi Syariah, hingga Hotel Syariah. 

Diakui, anggapan masyarakat cenderung mengidolakan profesi PNS, membuat keinginan memulai berbisnis masih rendah. Karenanya, mindset tersebut harus diubah agar mereka mau beralih menjadi pebisnis atau entrepreneur dengan mengembangkan potensi-potensi daerah. 

Hal itu sesuai dengan misi pembangunan Jawa Tengah, mengurangi kemiskinan dan pengangguran dengan memperkuat basis ekonomi rakyat dan membuka banyak ruang usaha baru. Sehingga jajaran pemerintah selalu all out dalam menjalan program-program, termasuk pengembangan perekonomian syariah. 

“Dengan penduduk yang besarnya minta ampun seperti ini, ingin jadi PNS semua, janganlah. Sebagian besar harus berbisnis, maka kita dorong pengetahuannya, akses modal baik perbankan umum atau syariah kita permudah,” ujar mantan anggota DPR RI ini. 

Namun upaya itu tidak akan berhasil jika hanya dikerjakan oleh pemerintah. Perlu dukungan dari berbagai kalangan, utamanya koperasi syariah-BMT, yang juga berkewajiban membantu memberikan edukasi untuk memperbanyak literasi masyarakat tentang ekonomi syariah. 

Ganjar meyakini ekonomi syariah ini akan menjadi arus baru ekonomi Indonesia Khususnya Jawa Tengah yang mampu menguatkan pertumbuhan ekonomi, menyejahterakan, dan berkeadilan sosial. 

“Ekonomi syariah ini menjadi arus baru ekonomi indonesia. Ini berkembang dengan baik melalui peran banyak pemangku kepentingan, sebenarnya bapak ibu ini yang diharapkan. Mari kita tunjukan itu dengan baik,” pungkasnya. (p/ab)