Gubenur New South Wales Fasih Berpidato Dalam Bahasa Indonesia

By Admin

nusakini.com--Kefasihan berbahasa Indonesia yang dimiliki David Hurley, Gubernur New South Wales, sebuah negara bagian terpadat di Australia, menjadi bukti bahwa popularitas Bahasa Indonesia di luar negeri, khususnya di negeri Kangguru, pantas dibanggakan. 

Dalam acara Malam Penganugerahan pemenang Australia-Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh Australia-Indonesia Association (AIA) yang berlangsung di Sydney, akhir pekan lalu, Gubernur NSW tampil memukau dengan berpidato dalam Bahasa Indonesia.

Pidato itu disampaikan di depan berbagai kalangan, termasuk Duta Besar RI Nadjib Riphat Kesoema dan istri (Nino Riphat), Presiden AIA (Eric de Haas), senator, pejabat pemerintah, pengusaha, akademisi, atlit, budayawan hingga mahasiswa Australia yang note bene adalah pecinta Indonesia. Konjen RI untuk Sydney, Yayan Mulyana juga turut hadir. 

Dengan mengenakan pakaian batik lengan panjang warna hitam, Gubernur David Hurley yang didampingi istrinya, Linda Hurley langsung menyapa dan memulai pidatonya dengan ucapan 'Selamat malam' kepada para hadirin. 

Selanjutnya dengan berbahasa Indonesia secara fasih, Gubernur David Hurley yang pernah menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Australia ini menyampaikan seluruh isi pidatonya dalam Bahasa Indonesia, meski akhirnya dirinya juga menerjemahkannya dalam bahasa Inggris untuk publik Australia. 

Dalam pidatonya, Gubernur NSW menegaskan bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Australia yang terjalin dengan baik akan sangat penting bagi masa depan kedua negara dan ķawasan. 

Dampak langsung dari pidato Bahasa Indonesia Gubernur NSW adalah wakil-wakil pejabat Australia pun yang malam itu datang juga berusaha membuka dan menutup pidato mereka dengan sapaan khas Indonesia, seperti dilakukan oleh Senator Zed Seselja yang mewakili Perdana Menteri Malcolm Turnbull dan Jonathan O'Dea yang mewakili Premier NSW Gladys Berejiklian. 

Sementara itu, Dubes RI untuk Australia, Najib Riphat Kesoema menyatakan bahwa Malam Penganugerahan AIA Awards yang sudah ketiga kalinya diadakan ini sangat penting untuk mendorong peran dan kontribusi dari masyarakat di kedua negara di berbagai bidang, mulai dari konservasi lingkungan, pendidikan, UKM, olah raga hingga pariwisata. 

"Para kandidat dan pemenang AIA merupakan orang-orang yang sangat inspiratif yang tanpa pamrih berusaha membantu memajukan kepentingan masyarakat dan hubungan baik kedua negara", ujar Dubes Nadjib.

Dubes RI yang sudah lama mengenal Gubernur NSW tersebut, juga memberikan apresiasi kepada AIA yang didirikan beberapa bulan sebelum Indonesia merdeka tahun 1945 sehingga menjadi salah satu organisasi tertua di dunia yang masih eksis yang memiliki keterikatan dan keterkaitan erat dengan Indonesia. AIA selama ini menjadi jembatan yang efektif dalam mempromosikan saling pengertian antar masyarakat kedua negara. 

Menurut Dubes Nadjib, di Australia, Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa asing terpopuler selain Bahasa Mandarin dan Jepang. Peminatnya bukan hanya mahasiswa atau pelajar, namun juga pejabat pemerintah, taruna militer hingga pengusaha. Kini tak kurang dari 160 ribu pemelajar Bahasa Indonesia tersebar di berbagai pelosok Australia. 

Hingga tahun 2017 telah berdiri Balai Bahasa Indonesia (BBI) di Perth, Canberra, Melbourne dan Tasmania yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Sydney tanggal 26 Februari 2017 lalu. Dalam waktu dekat, sejumlah BBI lain akan berdiri, seperti di kota Sydney, Darwin, Adelaide dan Brisbane.  

Pada malam tersebut, yang berhasil menyabet AIA Awards tahun 2017 masing-masing adalah Luke Bowen untuk kategori pemenang di bidang Resources, Robie Gaspar (olah raga) yang dikenal sebagai pemain bola profesional pertama Australia yang pernah bermain di Liga Indonesia, dan Judy Anglim (pariwisata) berkat upayanya dalam mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia kepada turis Australia. 

Dalam acara tersebut juga ditampilkan sejumlah langgam Jawa diiringi Gamelan Jawa yang dimainkan secara apik oleh kelompok Langen Suka yang mayoritasnya adalah warga Australia. Langen Suka yang dipimpin oleh Vi King Lim sudah lebih dari 15 tahun aktif mempromosikan seni gamelan di Australia. 

Selain Gamelan Jawa, ditampilkan pula tarian Bali yang dibawakan secara atraktif oleh Nyoman Sumerti. (p/ab)