GEMPITA: Pertanian itu Solusi Utama, Hasilnya Mengalir Tiada Akhir

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Hanya penghasilan disektor pertanian yang tidak ada habisnya dinikmati, meskipun kita sudah mati, dibandingkan bekerja profesi lain yang mengandalkan otak semata maka terbatas saat kita masih sehat saja. 

Hal ini diungkapkan Koordinator Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) Dadang Riyada. Dadang menjelaskan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan perekonomian di kegiatan Latihan Khusus Korps HMI-Wati (LKK) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tingkat nasional Cabang Jakarta Pusat – Utara di Wisma BPSDMP Rabu, (24/4/2019).

Kegiatan LKK HMI-Wati Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini berlangsung seminggu sejak tanggal 19 April hingga 26 April 2019 di wisma SDM kementerian Pertanian dengan melibatkan peserta dari seluruh Indonesia.

Bertindak sebagai narasumber, Dadang Riyada menegaskan pentingnya keberadaan kaum perempuan terpelajar berpihak dan berperan dalam pembangunan pertanian, baginya sejarah kejayaan sektor pertanian harus terus dikampanyekan sebagai resolusi membangun perekonomian bangsa untuk jangka panjang. Puluhan peserta yaitu gabungan dari anggota HMI-wati mewakili seluruh Indonesia sangat antusias mendengarkan pemaparannya.

Dia menuturkan bahwa sektor perekonomian yang jarang mendapat perhatian adalah sektor pertanian terutama oleh kaum muda karena stigma negatif yang selalu dilpropagandakan pada kehidupan petani.  

“Ada upaya sistematis supaya bangsa ini tercerabut dari akar sejarah agrarisnya, sehingga lambat laun bangsa ini dimiskinkan akibat sumber penghasilannya bukan lagi dari pertanian”, ujarnya. 

Riyada melanjutkan, Kementerian Pertanian telah menjadikan regenerasi petani sebagai program strategis mewujudkan visi Indonesia lumbung pangan 2045, mulai dari kelembagaan tani untuk kaum milenial, hingga dukungan anggaran agar kaum muda terpelajar memilih sektor pertanian sebagai pilihan utama untuk bekerja, 

“Jadi kalau ada isu kita krisis lapangan kerja itu kurang benar, yang terjadi justru menanti puluhan juta lapangan kerja pertanian di pedesaan, ini efeknya regenerasi, mekanisasi dan modernisasi pertanian”, ungkap kornas Gempita

 Riyada menegaskan, harus ada upaya kolektif, gerakan untuk kembalikan keberpihakan kaum muda terpelajar kembali ke pertanian, dengan ilmu dan leadership yang dimiliki kaum terpelajar akan menjadi suluh mengembangkan potensi ekonomi pertanian. 

“Sebab dengan semua keistimewaannya pertanian yang didukung ilmu dan teknologi maka penghasilan di sektor pertanian diyakini tidak ada habisnya, bukan hanya dinikmati sekarang tapi juga bisa terus menerus dinikmati generasi mendatang” jelas Riyada.

Cara pandang yang selama ini berlaku yaitu menjadi petani itu untuk orang tua di desa dan pemuda itu harus lulus kuliah kemudia bekerja menjadi PNS atau kerja kantoran. Stigma seperti ini harus di rubah karena harusnya kaum perempuan terpelajar ikut menguatkan sektor pertanian yang nantinya berimbas kepada perekonomian nasional. Hal hal seperti inilah yang menjadi prioritas dan sudah dilakukan oleh GEMPITA selama ini.

Melalui kegiatan pelatihan seperti LKK inilah, GEMPITA mensosialisasikan gerakan kementerian pertanian dalam mencetak sejuta petani milenial. Para perempuan muda yang tergabung dalam KOHATI mendapatkan informasi program kementan tentang regenerasi petani Indonesia. Diharapkan setelah lulus LKK, para peserta dapat menjadi bagian successor regenerasi petani setelah kembali ke daerah dan kampusnya masing-masing. (r/Rajendra)