G20 harus berkontribusi kepada dunia yang aman, stabil dan sejahtera

By Admin

nusakini.com-- "Negara-negara G20 memiliki tanggung jawab dan kepentingan bersama untuk menciptakan dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera," tegas Menlu RI, Retno L.P. Marsudi pada Pertemuan Menlu G20, dalam sesi mengenai Maintaining Peace in A Complex World, di Bonn, Jerman. 

Dalam pembahasan Menlu RI mengingatkan situasi dunia yang semakin kompleks serta masih tidak menentu, termasuk masih maraknya pertikaian, konflik, tragedi kemanusiaan yang memilukan, terorisme, sentimen populisme dan Islamophobia di berbagai negara. Menlu RI juga menegaskan bahwa perbedaan kepentingan nasional berbagai negara seharusnya tidak mengarah pada perpecahan, apalagi konflik.

Dalam kaitan ini diperlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk dalam upaya bersama untuk mencegah atau menyelesaikan konflik secara damai. "Negara anggota G20 memiliki tanggung jawab untuk terus menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan global yang kompleks," tutur Menlu RI. 

Menlu RI juga menyampaikan penting peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam membantu menjaga perdamaian dan stabilitas global. Dalam kaitan ini Menlu RI menyoroti pentingnya peran dan efektivitas PBB dalam peacebuilding.

Menlu RI mengajak anggota G20 untuk meningkatkan dukungan terhadap peran peacebuilding PBB antara lain dengan memastikan adanya pendanaan yang pasti, mencukupi dan berkelanjutan bagi aktifitas peacebuilding PBB. 

Menlu RI secara khusus mengangkat masalah ancaman dari terorisme, yang saat ini sangat nyata, semakin serius dan semakin besar. Tidak ada satu negara di dunia yang bebas dari ancaman terorisme.

Dalam 16 tahun terakhir 93 negara telah mengalami serangan terorisme, dan serangan dari kelompok yang terafiliasi dengan ISIL meningkat dari 13 pada 2014 menjadi 28 pada 2015. Menlu RI menegaskan bahwa terorisme tidak terkait dengan agama, bangsa, budaya atau etnis manapun. "Upaya untuk atasi ancaman dari terorisme membutuhkan kerja sama internasional yang kuat," tegas Menlu RI. 

Menlu RI juga menyoroti adanya kecendrungan selama ini untuk mengatasi ancaman terorisme dengan fokus menggunakan hard power (penegakan hukum). Dalam kaitan ini, Menlu RI menekankan pentingnya untuk juga menggunakan soft power dalam memerangi ancaman dari terorisme.

Outreaching kepada pemimpin komunitas dan organisasi agama, melakukan program-program de-radikalisasi, kontra-radikalisasi dan dialog antar agama, merupakan berbagai kegiatan soft power yang penting untuk dilakukan untuk memerangi ancaman dari terorisme. 

Selain itu Menlu RI juga menyampaikan bahwa peran perempuan sangat penting dalam meningkatkan kesadaran terhadap ancaman dari radikalisasi. Perempuan sebagai Ibu, dapat mengajarkan toleransi dan moderasi kepada anak-anak sejak dini sehingga dapat mencegah masuknya ajaran dan idiologi radikal.

"Memerangi terorisme harus menggunakan strategi yang pintar dan komprehensif, mekombinasi strategi hard power dan soft power, mengatasi akar masalah dan memenangkan hati dan pikiran baik orang-orang yang sudah terlanjur menjadi radikal maupun yang belum," ucap Menlu RI.(p/ab)