nusakini.com--Hobi mengumpulkan perangko atau filateli seolah menjadi hobi yang sudah tidak relevan lagi di zaman yang serba canggih saat ini. Namun, jika diselami dan dipahami, hobi filateli ternyata adalah hobi yang sangat bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi peradaban sebuah bangsa. 

“Saya kira kalau kita belum memasuki dan menyelami, (filateli) mungkin kelihatannya adalah hobi yang sudah tidak lagi relevan. Menurut saya ini bagian dari material culture. Saya sendiri ikut mengkoleksi baik secara tematik dan juga secara histori,” beber Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia Fadli Zon di Gedung Pramuka dalam acara Pelantikan Pengurus Daerah PFI Jateng periode 2017-2022, Rabu (21/2). 

Fadli melihat, hampir dalam setiap perjalanan suatu bangsa, ditandai oleh perangko. Sehingga, menjadi penanda sekaligus identitas sebuah bangsa. Terutama bagi bangsa yang baru merdeka, pada umumnya selain bangsa tersebut harus punya uang, juga punya perangko. 

“Saya lihat apa yang telah kita capai hampir selama 73 tahun Indonesia merdeka, identitas perangko itu ada. Meski kita sudah di era digital, kadang kita rindu dengan hal-hal yang sifatnya material karena kalau pegang aslinya rasanya lain dengan yang digital,” tuturnya. 

Saat ini, Fadli berpandangan, Indonesia mendapatkan tantangan untuk menciptakan perangko-perangko yang lebih kreatif. Terlebih, di tengah kondisi generasi muda yang tak lagi mengenal perangko. Sebab, kreativitas perangko-perangko dari luar negeri, menurutnya sudah luar biasa. 

“Perangko kita memang mulai kreatif. Tidak hanya dilem kertas dan dicetak, tapi sudah menggunakan macam-macam bahan. Ini tantangan dan supaya bisa menarik generasi muda saat ini yang mungkin sangat jauh imajinasi dari perangko,” ungkapnya. 

Ketua PD PFI Jateng Slamet Budi Prayitno menyambung, jajaran kepengurusannya berharap banyak kaum muda yang kembali menyenangi hobi filateli. Sebab, filateli merupakan bagian dari artefak sejarah atau salah satu bukti sejarah. 

“Melalui filateli kita bisa membaca dan bisa mengetahui sejarah dari filateli yang permah diproduksi dalam berbagai momen, dan pada periode tertentu dan dengan tema-tema tertentu. Ini saya kira bahan pendidikan yg cukup penting untuk bangsa ini. Jadi saya sangat terpanggil,” ucap dia. 

Nilai sejarah yang terkandung dalam filateli, imbuh Budi, juga bisa membantu menyelesaikan persoalan jika ada perdebatan sejarah karena bisa menjadi alat pembuktian.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menyambung, hobi mengumpulkan perangko bukanlah hobi orang gila seperti yang disebut Pengurus Demisioner PFI Jawa Tengah, Sugiyanto. Sebab, penghobi filateli pastilah orang yang cermat. Kalau tidak cermat, pasti tidak mengetahui value yang ada di dalamnya. Di samping sebagai salah satu bentuk artefak sejarah, juga bernilai ekonomi tinggi. Nilai ekonomi yang tinggi dipengaruhi oleh kelangkaannya dan peristiwa yang terekam di dalamnya. 

“Kegiatan mengumpulkan perangko juga dapat membentuk sifat dan sikap mental yang positif, antara lain semangat berburu perangko untuk melengkapi koleksi, sabar saat perangko belum lengkap serinya, tekun dalam menyusun koleksi, hati-hati supaya perangko tidak rusak. Selain itu juga kreativitas dan seni dalam menyusun perangko pada lembaran album, serta teliti, cermat dan jeli supaya dapat membedakan perangko yang mahal, langka atau biasa,” tutupnya. (p/ab)