Eropa Minati Produk Kayu Ringan, Ditjen PEN-IPD Teken Kontrak Kerja Sama

By Admin

nusakini.com-- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda mengaku bangga. Diversifikasi produk ekspor yang dikembangkan selama ini berbuah manis. Negara-negara Eropa makin gencar melakukan kerja sama perdagangan. 

Di sela Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 hari ke-3, Dirjen Arlinda dan Pejabat Ekonomi Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, Thomas Schnur, menyaksikan dua penandatanganan kerja sama, yaitu  Strategy Paper on lIghtweight Timber Indonesia dan Service Agreement on Interzum 2017. Kerja sama ini dilakukan antara Direktorat Jenderal (Ditjen) PEN Kemendag dengan Import Promotion  Desk (IPD) Jerman. 

“Penandatanganan kerja sama ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan ekspor produk kayu ringan Indonesia, khususnya ke Eropa,” tegas Arlinda di arena TEI, JIExpo Kemayoran, Jakarta, kemarin.

Arlinda menjelaskan kedua komitmen perjanjian kerja sama ini merupakan turunan dari Statements of Cooperation on Trade Promotion antara Ditjen PEN dengan IPD yang ditandatangani  pada penyelenggaraan TEI ke-29, Oktober 2014. Realisasi kerja sama ini juga didorong dari  kesuksesan tiga eksportir Indonesia pada pameran Interzum 2015 yang disponsori IPD.

Selain itu, kerja sama ini juga dilatarbelakangi hasil positif yang diperoleh lima eksportir Indonesia saat study 

tour ke Jerman pada Juni 2016. Dua komitmen kerja sama tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Strategy Paper on lIghtweight Timber Indonesia fokus kepada langkah-langkah yang akan ditempuh demi mempromosikan kayu ringan Indonesia ke Eropa.

Sedangkan, Service Agreement on Interzum 2017 fokus kepada partisipasi Indonesia dalam pameran Interzum 2017 di Koln, Jerman, 16-19 Mei 2017. Pada pameran itu direncanakan ada enam perusahaan Indonesia yang memamerkan produk  kayu ringan dan mempromosikan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). 

“Indonesia merupakan salah satu negara terdepan di dunia dalam hal produksi dan ekspor kayu ringan. Tidak hanya itu, Indonesia juga kaya sumber bahan baku kayu ringan yang saat ini sangat  diminati industri kayu di negara-negara Eropa,” lanjut Arlinda. 

Arlinda mengungkapkan, pasar Eropa sangat menjanjikan untuk produk kayu ringan karena permintaan yang terus meningkat. Masyarakat Eropa banyak memanfaatkan kayu ringan pada industri karavan, otomotif, dan perkakas dapur. Masyarakat Eropa juga mulai mementingkan produk bernilai tambah dan berkelanjutan. Kerja sama ini juga menjadi kesempatan meningkatkan citra Indonesia sebagai negara yang bukan hanya memasok produk kayu keras yang biasa digunakan untuk furnitur luar ruang, tapi juga sebagai pemasok produk kayu yang inovatif dan berkelanjutan.

Sifat kayu ringan seperti Albazia dan Jabon yang sangat cepat tumbuh tapi dianggap tidak bernilai ekonomis tinggi untuk dijadikan bahan bangunan, membuat petani skala kecil di Indonesia bisa menerima manfaat yang besar dari kerja sama ini. Pohon-pohon ini mudah tumbuh di pekarangan sehingga para petani kecil dapat memanfaatkannya tanpa merusak lingkungan dan dilakukan secara berkelanjutan. 

IPD Jerman telah membawa rombongan misi pembelian kayu ringan (Buying Mission on Lightweight Timber) yang terdiri dari 10 importir/buyers Eropa ke Indonesia pada 9-14 Oktober 2016.

Dari kunjungan ini, diperoleh potensi transaksi sebesar USD 2,88 juta. Delegasi misi pembelian ini juga telah melakukan kunjungan dan pertemuan bisnis ke 8 perusahaan kayu ringan inovatif yang berlokasi di Medan, Semarang, dan Surabaya pada 10-13 Oktober 2016, serta mengunjungi TEI 2016 pada 14 Oktober 2016. 

Di TEI 2016 ini, delegasi bisnis kayu melakukan pertemuan dengan pejabat-pejabat Kementerian Perdagangan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membicarakan seputar  kayu ringan dan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Mereka juga melakukan kunjungan ke Paviliun Kayu Ringan IPD. 

Menurut Arlinda, pihak IPD mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara terdepan di dunia dalam hal produksi dan ekspor kayu lapis dan blackboard. Oleh karena itu, IPD memandang Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi negara perintis penciptaan dan pengekspor kayu ringan inovatif ke pasar Eropa. 

“Melihat besarnya potensi Indonesia dalam pengembangan ekspor kayu ringan, para pelaku usaha industri kayu Indonesia dapat segera mengambil langkah-langkah strategis dalam hal pemasaran dan branding serta mengambil keuntungan dari nilai tambah yang dapat dihasilkan dari sektor ini,” tandas Arlinda. (p/ab)

--s