Era Industri 4.0, Menteri Hanif: Investor Amerika Tak Perlu Khawatir Investasi di Indonesia

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta--Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menerima delegasi The American Chamber of Commerce in Indonesia (Amcham Indonesia) yang dipimpin oleh John Goyer, Executive Director, Southeast Asia U.S. Chamber of Commerce di kantor Kemnaker, Jakarta, Rabu (13/3). 

Dalam pertemuan hampir 60 menit tersebut, Hanif Dhakiri meyakinkan delegasi Amcham Indonesia bahwa menghadapi tantangan ekonomi di era disrupsi industri 4.0 semakin besar, tidak perlu mengkhawatirkan untuk berinventasi di negara Indonesia. 

"Investasi di Indonesia akan tetap menguntungkan bagi semua pihak di masa mendatang, " kata Hanif Dhakiri. 

Optimisme Hanif Dhakiri tersebut karena pemerintah akan terus memberikan perhatian secara serius terhadap iklim investasi yang kondusif, termasuk menjaga iklim ketenagakerjaan yang stabil dan semakin kondusif bagi investor. 

Selain itu kata Hanif Dhakiri, pemerintah melalui Kemnaker juga sedang dan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatihan vokasi melalui strategi triple skilling, yakni skilling, upskilling dan reskilling.  

Bagi tenaga kerja yang belum punya keterampilan dapat mengikuti program skilling agar punya keahlian di bidang tertentu. Bagi tenaga kerja yang telah memiliki skill dan membutuhkan peningkatan akan masuk program upskilling. Sedangkan yang ingin beralih skill dapat masuk ke program reskilling. 

“Adanya kepastian pengupahan, jaminan sosial, hubungan industrial yang baik serta perubahan paradigma Mayday yang makin kondusif akan mampu menarik investasi masuk ke Indonesia,” kata Hanif.didampingi Dirjen Binalattas Bambang Satrio Lelono, Dirjen Binapenta dan PKK Maruli A. Hasoloan dan Direktur Pengembangan Pasar Kerja Kemenaker Roostiawati. 

Di bidang penempatan kerja, Hanif Dhakiri menambahkan pemerintah juga optimistis bisa memenuhi pencanangan target 10 juta lapangan kerja pada tahun 2019. Hal itu bisa terlihat sejak tahun 2015 - Agustus 2018, Pemerintah telah berhasil menempatkan 9.483.672 orang.  

“Saya optimis target 10 juta lapangan kerja pada tahun 2019 dapat tercapai, “ katanya.  

Hanif mengungkapkan capaian strategis lainnya, yakni bidang hubungan industrial. Meningkatnya kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja. Hingga Agustus 2018, peserta jaminan sosial tenaga kerja mencapai 28.127.702 orang.  

“Angka perselisihan industrial menurun dari 2.683 kasus pada tahun 2014, menjadi 1.316 kasus sepanjang Januari-Agustus 2018, “ ujarnya.(p/ab)