Elia Massa Manik: Kemenlu Adalah Partner Strategis Pertamina

By Admin

nusakini.com--Pertamina membutuhkan dukungan Kementerian Luar Negeri dalam menangkap peluang dan potensi kerja sama dengan negara lain, khususnya dalam kerangka G to G. Diplomat bersama dengan Pertamina diharapkan dapat bersinergi untuk menangkap peluang kerjasama dengan mitra dan Pemerintah asing.  

Itulah salah satu inti yang disampaikan Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina dalam sesi CEO Update Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-60 Kemenlu, akhir pekan lalu. Kemenlu dan Pertamina merupakan “dua sekawan” yang saling bersinergi untuk negeri. 

“Diplomat dipercaya dapat menjembatani Pertamina dalam mengamankan ketahanan energi nasional dengan mendorong investasi di bidang minyak dan gas dan menjaring mitra internasional,” ungkap Elia Massa Manik. 

Hal senada disampaikan oleh M. Aji Surya, Direktur Sesdilu dalam sambutannya, bahwa para diplomat yang bertugas di luar negeri adalah garda terdepan dalam membela kepentingan nasional. Mereka memiliki kemampuan dalam mengetahui permasalahan negara akreditasi dan memiliki inovasi dalam menghadapinya.  

“Oleh sebab itu, kunjungan peserta Sesdilu ke Pertamina ini menjadi agenda yang sangat penting dalam menghadapi globalisasi dan menyikapi kebutuhan energi nasional,” ungkapnya. 

Menjawab pertanyaan salah seorang peserta Sesdilu, Supriyanto, mengenai sejauh mana tingkat kemampuan dan competitiveness Sumber Daya Manusia Pertamina, Dirut Manik menyatakan bahwa Pertamina melakukan terobosan antara lain membuat program Management Trainee khusus, program Leadership, Special Human Capital Training, pengembangan Research and Technological Center (RTC) dan pengutamaan program Health, Safety, Security and Environment (HSSE). 

Sebagaimana diketahui, Pertamina merupakan BUMN besar tetapi masih perlu berinovasi dan berupaya keras untuk mengejar ketertinggalan dibanding perusahaan migas internasional lainnya.  

Dahulu Indonesia pernah menjadi pedagang (eksportir) minyak namun saat ini justru mengimpor 1 juta barel/hari untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia. Hal tersebut karena Pertamina hanya memproduksi 600 ribu barel per hari. 

Terkait itu, Pertamina mengajak seluruh stakeholders untuk memahami karakter bisnis energi yang sangat spesifik, unik dan menantang tersebut sehingga diperlukan strategi perusahaan, pemilihan talent serta pengelolaan resiko yang tepat sasaran.  

Karenanya Pertamina perlu berbisnis sesuai best practices industri migas, termasuk melakukan partnership dengan berbagai mitra baik di dalam dan luar negeri. (p/ab)