DWP Kemenpora Kunjungi Pondok Pesantren Muallafah

By Admin

nusakini.com--Pembina Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenpora Shobibah Imam Nahrawi didampingi Ketua DWP Titin Nurhayati Isnanta bersama para pengurus dan anggota DWP Kemenpora berkunjung ke Pondok Pesantren Muallafah Irena Center Pimpinan Irena Handono di Bojong Koneng, Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/6).

  Pembina DWP Kemenpora Shobibah Rohmah menyampaikan banyak ilmu yang diperoleh dari silaturahmi yang merupakan program dari DWP Kemenpora dalam bulan Ramadhan ini. "Banyak sekali yang didapat salah satunya adanya ilmu perbandingan agama tanpa menjustifikasi agama lain tapi lebih kepada bahwa Islam adalah agama yang damai tidak seperti yang digambarkan segelintir orang yang tidak bertanggung jawab," ujar Shobibah 

  Ilmu yang diperoleh lanjutnya, justru tidak dari sesama yang sudah Muslim sejak lahir tapi justru mengetahui banyak ilmu Islam dari para muallafah. "Kita mendapatkan banyak ilmu Islam justru dari para muallafah yang baru memeluk Agama Islam dua hingga enam tahun sebalumnya," ucapnya. 

  "Mereka memberikan testimoninya yang menggambarkan bagaimana hebatnya perjuangan batin mereka diantara berkeyakinan masuk Islam, dari perjuangan itu mereka banyak mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang tidak kita ketahui sebelumnya dari Al qur'an yang merupakan sumber ilmu yang tidak ada habisnya sungguh luar biasa," tambahnya.  

Salah satu muallafah Rizky Amalia merasa bersyukur masuk agama Islam dari tahun 2012 meski dirinya harus mengorbankan orang tua dan keluarganya. "Banyak pelajaran yang saya ambil dari Pesantren Muallafah ini, saya bersyukur dipertemukan dengan Umi Irena Handono sebagai sosok yang membina kami menjadi sosok muallaf yang mandiri di pondok ini agar kami bisa berkarier di luar karena tidak mudah memdapatkan pembina untuk para muallaf muallafah," tutur Kiki sapaannya. 

  "Masuk Islam adalah sebuah kemenangan untuk meraih kemenangan pasti dengan perjuangan dan pengorbanan, dan pengorbanan saya adalah keluarga saya kedua orang tua dan ketiga adik saya, saya putuskan tidak melanjutkan sekolah karena orangtua menilai bertentangan dengan mereka jika saya masuk Islam, tapi saya yakin dalam Islam ada kemenangan dan alhamdulillah saya meraih kemenangan dan diberi keluarga baru oleh Allah," tambah gadis asal Ambon, Maluku ini. (p/ab)