Dubes RI Moskow Resmikan Pusat Studi Nusantara di Republik Dagestan

By Abdi Satria


nusakini.com-Dagestan-Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, meresmikan “Pusat Nusantara" di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makhachkala.

Hadir dalam peresmian antara lain Wakil Ketua Dewan Parlemen Republik Dagestan, Zarema Buchaeva, Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov, Direktur Sekolah Tinggi Pedagogi Humaniter Republik Dagestan, Jennet Temurkaeva, Wakil Direktur untuk Pengembangan Kerja Sama Internasional yang juga menjadi Kepala Pusat Nusantara, Abdulaev Ibragimgadzi.​ 

Direktur Temurkaeva menyambut baik berdirinya “Pusat Nusantara" dan berharap ke depan dapat menjembatani hubungan kedua bangsa, terutama di kalangan warga generasi muda. “Kemitraan nyata yang sebenarnya adalah hubungan yang terjalin antar warga", ungkap Direktur Temurkaeva.

Sementara Kepala “Pusat Nusantara" Ibragimgadzi menyatakan kegembiraannya karena setelah berdiri selama 8 tahun akhirnya dapat diresmikan langsung oleh Dubes RI. “"Pusat Nusantara" ini adalah yang pertama di wilayah Kaukasia Utara dan sangat strategis sifatnya. Oleh karena itu, saya berharap keberadaannya dapat mendorong hubungan yang lebih dekat antara Dagestan dengan Indonesia", demikian Dubes Wahid. 

Saat ini terdapat sekitar 20 orang warga Dagestan yang pernah belajar studi Islam dan beberapa cabang keilmuan lainnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Yogyakarta dan Jakarta periode keberangkatan tahun 2010 dan 2011.

Turut hadir 10 orang di antaranya pada acara peresmian dan ramah tamah. Mereka menyatakan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Indonesia yang telah memberikan beasiswa dan banyak belajar dari Indonesia tentang Islam dan sopan santun.

Untuk itu, Dubes Wahid mengusulkan didirikannya “Asosiasi Persahabatan Indonesia-Dagestan" untuk menjembatani hubungan kedua bangsa di bidang yang lebih luas. Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Muslimov menyambut baik dan berjanji akan memfasilitasinya. 

Pada kegiatan lainnya, Dubes Wahid juga berkesempatan meninjau proyek dan menanam pohon persahabatan di kompleks proyek pembangunan masjid dan pusat studi Islam yang nantinya akan menjadi yang terbesar di kawasan Eropa.

Penanaman pohon persahabatan dilakukan bersama Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Muslimov dan anggota Komite Hubungan Luar Negeri Duma Negara Federasi Rusia, Gadjimurad Omarov. “Semoga pohon persahabatan ini dapat menjadi penanda kedekatan perasaan dan keakraban warga kedua bangsa", kata Dubes Wahid.​ 

Masjid ini akan dinamanakan sesuai nama Nabi Muhammad SAW, sedangkan Pusat Studi Islam akan dinamakan sesuai nama Nabi Isa AS. Kompleks yang terdiri dari masjid, pusat studi dan museum perkembangan Islam menempati lahan seluas 35 hektar. Masjid diproyeksikan akan memiliki daya tampung 22.000 orang, dengan luas bangunan 30.000 meter persegi. Pendanaan pembangunan kompleks masjid ini sepenuhnya atas dana swadaya masyarakat.​ 

Sebelumnya Dubes RI bertemu dan berdialog dengan Mufti Republik Dagestan, Akhmad Abdulaev, di kompleks Masjid Juma Makhachkala yang merupakan masjid yang tidak hanya terbesar di Rusia tetapi juga di Eropa, dengan kapasitas daya tampung hingga 17.000 orang. Mufti Abdulaev yang telah menjabat selama 20 tahun ini menyambut dengan penuh haru dan suka cita atas kunjungan Dubes RI karena baru pertama kalinya Dubes RI datang ke masjid ini. Dubes RI didampingi oleh Minister Counsellor Ekonomi, Edi Suharto, Minister Counsellor Pensosbud, Adiguna Wijaya dan Sekretaris I, Bustan Jufri. 

“Satu kali melihat langsung jauh lebih baik dan bermakna daripada seribu kali mendengar", demikian disampaikan Mufti Abdulaev untuk menekankan betapa bermaknanya kunjungan Dubes Wahid bagi masyarakat Muslim Dagestan.​ 

Dubes Wahid juga sempat melakukan blusukan ke pasar tradisional, guna melihat kehidupan langsung kehidupan sehari-hari masyarakat Dagestan karena selama ini negara bagian ini sering dikonotasikan sebagai daerah rawan. Kunjungan ini sempat menarik perhatian para pedagang dan tanpa diduga, setelah mengetahui bahwa yang datang dari Indonesia, banyak dari pedagang yang memberikan oleh-oleh untuk dibawa ke Moskow, seperti madu, buah lokal, bumbu dari kacang-kacangan.

“Wah saya terpaksa harus menambah tas untuk membawa oleh-oleh ini", ujar Dubes Wahid kepada Kepala Badan Investasi dan Bisnis Republik Dagestan, Gadji Gasanov, yang turut mendampingi Dubes RI sambil tersenyum. 

Dubes RI dan delegasi berkesempatan pula mengunjungi museum sejarah dan arsitektur Dagestan serta melakukan audiensi di Univesritas Negeri Dagestan dengan rektor, para dosen dan perwakilan mahasiswa.. Rektor Murtazali Rabadanov menyambut dengan sangat antusias kunjungan Dubes RI ini dan menyatakan keinginan pihaknya untuk menjalin kerja sama pendidikan tinggi dengan Indonesia.

Universitas yang didirikan tahun 1931 ini memiliki 5 fakultas dan 17 jurusan serta 10 kampus. Terdapat sekitar 15.000 mahasiswa menuntut ilmu di sini, 2.000 diantaranya adalah mahasiswa asing. Saat ini universitas tersebut telah menjalin kerja sama dengan 50 universitas di seluruh dunia. Dubes Wahid mengapresiasi penerimaan yang sangat baik dan penuh keramahan serta berharap kunjungan ini dapat menjadi momen pembuka kesempatan kerja sama pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan selanjutnya. 

Makhachkala adalah ibukota Republik Dagestan yang merupakan salah satu negara bagian. Federasi Rusia di kawasan Kaukasia Utara. Federasi Rusia memiliki 85 subyek federal (negara bagian) dan 22 diantaranya diberi nama Republik karena mayoritas penduduknya bukan dari etnis Rusia.

Populasi Dagestan sekitar 3 juta jiwa dengan 95% penduduknya beragama Islam, sementara sekitar 727.000 orang menetap di Makhachkala. Wilayah Dagestan memiliki 70 kilometer bagian pesisir di Laut Kaspia dan berbatasan dengan Georgia serta Azerbaijan dan berseberangan dengan Kazakhstan. Republik Dagestan merupakan salah satu wilayah di Federasi Rusia dengan tingkat keberagaman etnis dan budaya yang sangat tinggi.​(p/ab)