Dua Tahun Layanan Fast Track Beri Kenyamanan Jemaah

By Abdi Satria


nusakini.com-Makkah-Sekira pukul 03.55 waktu Arab Saudi (WAS), pesawat Garuda Indonesia yang membawa 393 jemaah kloter enam Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 06) mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Tidak lama berselang, tampak jemaah haji keluar bandara dengan membawa tas kabin masing-masing menuju bus yang sudah disiapkan untuk mengantar mereka ke hotel di Madinah. 

Meski habis menjalani penerbangan panjang, sekira sembilan jam dari Cengkareng, hal itu tampaknya tidak mengurangi gurat kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka karena telah tiba di Kota Nabawi. “Alhamdulillah proses di bandara cepat. Kira-kira lima menit sudah selesai dan bisa menuju bus yang sudah stand by,” kata Fadil (29) ketika dimintai kesannya atas layanan fast track di Bandara AMAA Madinah, Kamis (11/07). 

Kesan yang sama disampaikan Maman dan Endang dari Tangerang, serta Rusni dari Jakarta. Mereka menilai prosesnya cepat dan mudah. Setelah seluruh jemaah masuk bus, mereka diantar menuju hotel untuk beristirahat dan menjalani ibadah Arbain di Masjid Nabawi. 

Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat mengatakan, secara teknis, layanan fast track ini dapat menghemat waktu jemaah setibanya di bandara tujuan, baik AMAA Madinah maupun King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah. Sebab, proses pengecekan dokumen keimigrasian (pre departure clearence), seperti visa dan paspor, sudah dilakukan sejak di Bandara Soetta, Cengkareng.  

Pihak imigrasi Arab Saudi telah membuka konter di Bandara Soetta, dan melakukan pengecekan visa sebelum jemaah naik pesawat. Dengan demikian, semua proses keimigrasian sudah selesai sejak masih di Cengkareng. Setibanya di Bandara Madinah misalnya, pergerakan jemaah menjadi lebih cepat. Sejak turun pesawat, jemaah langsung diarahkan ke terminal khusus, Mekah Route, yang didedikasikan untuk jemaah fast track. 

"Sangat membantu jemaah. Jemaah tidak ngantri-ngantri, dan yang penting juga jemaah sudah dipastikan clear semenjak dari Tanah Air," ungkap Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat. 

Layanan fast track kali pertama diberlakukan pada musim haji 1439H/2018M. Layanan ini diberikan kepada jemaah haji Indonesia yang berangkat melalui Bandara Seokarno-Hatta (Soetta), Cengkareng. Ada dua embarkasi yang berangkat dari Bandara Soetta, yaitu: Jakarta – Pondok Gede (JKG) dan Jakarta – Bekasi (JKS). Embarkasi JKG mencakup provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Lampung; sedang JKS mencakup seluruh jemaah asal provinsi Jawa Barat. Meski hanya dua dari 13 embarkasi di Indonesia, namun jumlah jemaah yang dilayani mencapai 70ribu atau sekitar 30%.  

Pemberlakuan layanan ini pada tahun 2018 dinilai positif. Jemaah merasa layanan ini memberi kenyamaan karena beberapa alasan. Proses imigrasi di Bandara Soetta terasa lebih nyaman karena posisinya masih di Tanah Air. Kondisi jemaah juga masih relatif segar karena belum menjalani proses penerbangan. Sesampainya di Saudi, jemaah bisa segera menuju bus untuk ke hotel dan beristirahat. 

Fakta ini mendorong Kementerian Agama untuk melobi Arab Saudi agar pemberlakuan layanan fast track bisa diperluas pada musim haji 1440H/2019M. Harapannya, layanan ini bisa dinikmati seluruh jemaah haji Indonesia yang berangkat dari 13 Embarkasi. Jika tidak, layanan tersebut agar tidak hanya diberlakukan di Bandara Soetta saja, setidaknya tahun ini ada juga di dua atau tiga bandara lainnya. 

Ini menjadi salah satu misi yang dibawa Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam pembahasan dan penandatanganan MoU penyelenggaraan haji 1440H di Makkah, 11 Desember 2018. Menurut Menag, kesempatan bertemu Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Muhammad Salih bin Taher Banten digunakannya untuk menyampaikan sejumlah usulan peningkatan layanan terhadap jemaah haji Indonesia. (p/ab)