DPR RI Minta Perhatian Parlemen Eropa atas Kelapa Sawit

By Admin

nusakini.com--Delegasi Grup Kerja Sama Bilateral RI-UE DPR-RI meminta perhatian Parlemen Eropa atas Resolusi Parlemen Eropa yang intinya phase out untuk biofuel dari bahan baku kelapa sawit pada 2021. Resolusi yang disahkan pada 17 Januari 2018 dinilai diskriminatif karena single-out kelapa sawit dari jenis food crops lainnya. 

Ketua Delegasi GKSB, Dr. Nurhayati Ali Assegaf dalam pertemuannya dengan Delegation for relations with the countries of Southeast Asia and ASEAN (DASE), Committee on International Trade (INTA) Parlemen Eropa dan European External Action Service (EEAS) menegaskan bahwa bagi Indonesia, kelapa sawit merupakan main driver untuk mengatasi masalah kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, balancing inequality, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Sustainable Development Goals (SDGs). 

Ditambahkan pula bahwa kelapa sawit sangat terkait dengan livelihood dari sekitar 50 juta penduduk Indonesia yang sebagian besar merupakan smallholder farmers. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah preventif untuk memastikan aspek sustainability dari kelapa sawit termasuk penguatan aspek penegakan hukum. Perlu dicatat pula bahwa sejak 2015, Indonesia telah berhasil mencegah kebakaran hutan melalui langkah-langkah preventif. 

Dalam aspek perdagangan, Nurhayati Ali Assegaf menyampaikan bahwa UE dapat lebih memperkuat kerja sama perdagangan dengan Indonesia sebagai sesama negara demokrasi. Dalam beberapa kesempatan, UE justru dinilai lebih mengedepankan kerja sama dengan negara yang tidak demokratis. Hal ini dinilai dapat memberikan sinyal negatif bahwa demokrasi bukan suatu syarat dalam penguatan kerja sama dengan UE. UE diharapkan dapat memberikan cerminan bahwa Indonesia merupakan good and reliable partner termasuk dalam aspek perdagangan. 

Dalam responnya, Warner Langen MEP selaku Chair DASE menyampaikan bahwa Resolusi Parlemen Eropa tersebut belum final dan saat ini Uni Eropa tengah melaksanakan proses negosiasi trilogue antara 3 institusi UE yakni Parlemen Eropa, Komisi Eropa, dan Dewan Eropa. Diharapkan pula Indonesia dapat menyediakan data dan informasi yang relevan terkait kelapa sawit karena selama ini kelapa sawit dinilai sebagai produk yang kurang ramah lingkungan dan tidak bersifat sustainable. 

Di lain sisi, Sean Kelly MEP selaku shadow rapporteur dari INTA menyampaikan bahwa agar aspek livelihood kelapa sawit perlu lebih direfleksikan oleh Indonesia terutama aspek ketenagakerjaan dan sustainable development. Ditambahkan pula bahwa proses negosiasi trilogue pada dasarnya harus merefleksikan compliance dengan aturan World Trade Organization (WTO) terutama aspek no discrimination. Pertemuan dengan GKSB RI-UE dinilai sangat timely mengingat Parlemen Eropa akan bersidang di Strasbourg pada minggu depan dan hasil pertemuan ini akan disampaikan dalam pertemuan INTA. 

Wakil Kepala Perwakilan RI yang mendampingi delegasi GKSB RI-UE juga menambahkan bahwa pada bulan Mei 2018 delegasi DASE dan Komite Luar Negeri (AFET) Parlemen Eropa akan berkunjung ke Jakarta dan bertemu dengan DPR-RI. Diharapkan melalui kunjungan tersebut, anggota Parlemen Eropa dapat memiliki pemahaman yang lebih komprehensif mengenai Indonesia termasuk pentingnya kelapa sawit sebagai komoditas utama Indonesia.  

Delegasi GKSB RI-EU juga berkesempatan bertemu dengan 2 (dua) anggota Indonesia-European Parliament Friendship Group (IEPFG) yakni Ana Gomes MEP dan Barbara Lochbihler sebagai bagian dari penguatan kerja sama antar parlemen Indonesia dengan Uni Eropa. 

Pada akhir pertemuan, Ketua GKSB RI-EU menyampaikan bahwa DPR-RI bekerja sama dengan World Parliamentary Forum akan menyelenggarakan the 2nd World Parliamentary Forum on Sustainable Development di Bali pada tanggal 12-13 September 2018. Anggota Parlemen Eropa diharapkan untuk dapat hadir dan berpartisipasi dalam pertemuan dimaksud. 

Dalam kunjungan kali pertama ke Uni Eropa ini, delegasi GKSB RI-EU dipimpin oleh Dr. Nurhayati Ali Assegaf dengan didampingi oleh anggota DPR-RI a.l. Fadel Muhammad, Saiful Rasyid, Abdul Latif Hanafiah, Soehartono dan Aryanto Munawar.(p/ab)