Dorong Integrasi Data Keanekaragaman Hayati, LIPI Luncurkan InaBIF

By Admin

Launching InaBIF LIPI (Foto: Humas LIPI) 

nusakini.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kamis (3/11/2016) lalu meluncurkan Indonesia Biodiversity Information Facility (InaBIF) sebagai sistem informasi keanekaragaman hayati (Kehati) Indonesia di Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. InaBIF diharapkan mendorong data Kehati nasional bisa terintegrasi dengan baik guna perlindungan beragam Kehati nusantara.

InaBIF merupakan sistem informasi yang mampu memberikan informasi Kehati termasuk pemanfaatan dan informasi lainnya yang mendukung skema Clearing House Mechanism (CHM) Indonesia. Sistem ini mengadopsi sistem yang dikembangkan oleh Global Biodiversity Information Facility (GBIF), dengan memanfaatkan perangkat lunak open source. 

Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI mengharapkan, kehadiran InaBIF mendapat dukungan dari instansi lain dari segi pemberian data dan informasi. “Selain data dari LIPI, kami berharap data di InaBIF juga berasal dari integrasi data-data yang tersebar di berbagai instansi dan lembaga terkait lainnya,” ungkapnya kepada rekan media saat jumpa pers kegiatan LaunchingInaBIF. 

Dia mengemukakan, data Kehati di Indonesia saat ini masih belum terpetakan secara maksimal karena jumlahnya yang sangat banyak dan bervariasi. Maklum saja, Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan alam yang sangat tinggi mulai dari ekosistem pantai hingga pegunungan tinggi. 

Enny katakan, data Kehati di Indonesia baru dibukukan pertama kali dalam buku berjudul Kekinian Kehati Indonesia 2014. Informasi jumlah Kehati ini pun terus berkembang seiring perjalanan waktu hingga saat ini. “Untuk mengantisipasi perkembangan data dan informasi ini, LIPI pun mengembangkan InaBIF,” tuturnya. 

  Baru 25 Persen 

Hingga saat ini, data Kehati yang sudah masuk ke sistem baru sekitar 25 persen dari total data yang ada. Ditargetkan, sisa data sebesar 75 persen bisa ter-inputseluruhnya dalam beberapa tahun ke depan. “Kami menyadari ini pekerjaan yang tidak mudah karena tidak terlepas dari data yang spesifik dan bervariasi, sehingga perlu waktu dan dukungan pendanaan yang memadai untuk menyelesaikannya,” tandas Enny. 

Data yang telah masuk dalam InaBIF sendiri sekarang ini baru dari hasil riset di lingkup Kedeputian Bidang IPH LIPI. Misalnya saja, hasil riset dari Pusat Penelitian Biologi yang sebagian sudah dipublikasi dan telah dimasukkan ke InaBIF sejumlah 293.671 record, 255 field, 545 foto, 382 judul publikasi, dan 24 buku berasal dari 25 simpul (node). 

Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Witjaksono menambahkan, data-data Kehati lain yang belum masuk ke InaBIF masih banyak, termasuk di lingkup LIPI yang di luar Kedeputian IPH. "Dari ilmu pengetahuan hayati, belum semuanya dimasukkan. Masih ada kurang lebih 900.000 spesimen herbarium belum masuk ke InaBIF, zoologi lebih dari 2 juta spesimen belum dimasukkan, baru 293.671," jelasnya. Ke depan, ditargetkan data-data ini bisa segera dimasukkan ke sistem agar tercatat dengan baik. 

Di sisi lain, dia menyambung, kehadiran InaBIF diharapkan menjadi solusi agar data Kehati bisa terkumpul secara optimal dan update dengan perkembangan terkini. Selain itu, adanya sistem tersebut juga akan memberi gambaran Kehati Indonesia yang selama ini semakin tergerus karena berbagai kegiatan yang berujung pada kerusakan alam dan menyebabkan penurunan Kehatinya. 

Mohammad Haryono, Kepala Sub Diektorat Sumber Daya Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengimbuhkan, kemunculan InaBIF tersebut diharapkan pula memberikan kemudahan akses bagi publik untuk mengetahui keragaman Kehati Indonesia. “Dengan sistem online ini, kami harapkan akses data bisa lebih baik karena sudah paperless (hemat kertas) dan tidak perlu lagi ruangan-ruangan khusus dan rak-rak untuk penyimpanannya,” tutupnya. 

Sebagai tambahan, bagi masyarakat yang berkeinginan untuk mengetahui lebih detil tentang InaBIF, dapat mengaksesnya melalui situs http//inabif.lipi.goi.id. (p/mk)