Dongkrak Ekspor, Kadin Minta Pemerintah Perbanyak FTA

By Admin

nusakini.com--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong pemerintah untuk lebih banyak melakukan Free Trade Agreement (FTA) dengan negara lain, tidak hanya dengan ASEAN dan Asia tetapi juga dengan Amerika dan Eropa. Melalui perjanjian perdagangan bebas dinilai dapat mendongkrak kinerja ekspor dengan signifikan yang tahun lalu mencapai US$ 168 miliar. Semakin banyak FTA, akses pasar ekspor semakin terbuka lebar. 

"Akan banyak manfaat yang didapat kalau kita melakukan FTA. Kita melihatnya pasar ekspor harus bersiap diri," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani, di sela-sela FTA Journalist Workshop yang digelar Kadin Indonesia di Jakarta, belum lama ini.

Menurutnya, di era globalisasi dan perkembangan teknologi semua harus bersiap meningkatkan mutu dan daya saing. "Buat pelaku usaha, FTA itu akan menciptakan daya saing. Kompetisi dan efektifitas," kata Shinta. 

Ia mengatakan, hingga saat ini pemanfaatan FTA belum dilakukan secara maksimal bahkan di Asean yang sudah ada. Namun menurutnya, bukan berarti negosiasi pasar yang lain jadi tertunda. 

“Sudah diambil Vietnam berapa banyak, makanya harus berjalan bersamaan, sambil memperkuat bagaimana kita bisa memanfaatkan lebih banyak, ini proses perjanjian dengan negara lain harus tetap jalan," katanya. 

Dia mengatakan, dengan adanya FTA jika produk belum siap untuk masuk ke pasar juga menjadi masalah. Untuk itu, Indonesia perlu mengetahui produk apa yang menjadi unggulan. Selain itu, perlu ada usaha untuk mempersiapkan produk dan industri yang ada. 

“Kita sudah ketinggalan kereta, semua harus dipercepat dan jalan secara paralel,” katanya. 

Dia mengatakan terkait daya saing terutama manufaktur dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari infrastruktur, upah buruh, konektivitas, dan lainnya. “Perbaikan ini juga harus dilakukan,” katanya. 

Menurut Shinta, konsep pemerintah sudah berada di jalur yang benar lewat berbagai kebijakan yang dikeluarkan untuk kemudahan berusaha dan memperkuat industri. 

“Cuma ini jalannya belum maksimal, konsep ada, impelementasi masih kurang. Harus semua pihak,” katanya. 

Seperti diketahui, tahun ini Kementerian Perdagangan berencana merampungkan enam perundingan FTA atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (comprehensive economic partnership agreement/CEPA), yakni Indonesia Australia-CEPA, Indonesia European Free Trade Association (EFTA)-CEPA, Indonesia European Union-CEPA, Indonesia Iran Preferential Trade Agreement (PTA), Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan Indonesia-Malaysia Border Trade Agreement (BTA). 

Indonesia juga akan menyelesaikan peninjuan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA), Indonesia- Pakistan PTA, Masyarakat Ekonomi Asean, Asean-Australia New Zealand FTA dan Asean-India FTA. (p/ab)