Dirjen PKH Kementan: Melalui Upsus Siwab, Indonesia Kedepan Tidak Lagi Impor Sapi

By Admin

Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita didampingi oleh Direktur Pakan Ternak Nasrullah dan Kabiro Humas Kementan Agung Hendriadi juga sesditjen PKH Kementan suntoro, pada acara jumpa pers terkait Unggas dan Upsus Siwab 

nusakini.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengoptimalkan fungsi reproduksi ternak betina melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab). Dengan adanya Upsus Siwab oleh pemerintah dalam hal ini Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian pertanian (Kementan),diharapkan Indonesia kedepan tidak ada lagi impor sapi. Demikian disampaikan Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita,saat acara jumpa pers di kantornya di Gedung C Kementan Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita mengatakan tujuan Upsus Siwab ini untuk meningkatkan populasi dan produksi ruminasia besar. Dengan upaya tersebut diharapkan tidak sampai 2020 Indonesia sudah bisa swasembada sapi dan daging sehingga tak memerlukan impor sapi lagi dari negara lain.

I Ketut Diarmita yang didampingi Direktur Pakan Ternak Ditjen PKH Kementan Nasrullah dan Kabiro Humas Kementan Agung Hendriadi mengungkapkan,Upsus Siwab ini dilaksanakan melalui strategi optimalisasi inseminasi di 33 provinsi yang dibagi dalam 3 bagian. 1,daerah sentra sapi yang pemeliharaannya sudah dilaksanakan secara intensif, seperti di Jawa, Bali, dan Lampung dengan populasi betina sebanyak 3,3 juta ekor.

"2,daerah sentra peternakan dengan sistem pemeliharaan semiintensif, seperti di Sulawesi Selatan, Sumatra, dan Kalimantan dengan potensi populasi betina sebanyak 1,9 juta ekor. Ke 3,daerah ekstensif dengan total populasi betina sebanyak 0,7 juta ekor yang tersebar di NTT, NTB, Papua, Maluku, Sulawesi, Aceh, serta Kalimantan Utara.

Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita juga menjelaskan,Untuk mendukung keberhasilan Upsus siwab ini, dilaksanakan pula kegiatan pendukung seperti penanaman rumput dan atau legume sebanyak 13 ribu hektare dan penyediaan sumber air (embung) untuk meningkatkan ketersediaan pakan hijau,” jelasnya.

"Selain itu kata I Ketut Diarmita,menyediakan obat-obatan dan vaksin untuk meningkatkan status kesehatan hewan serta penanganan medis terhadap ternak yang mengalami gangguan reproduksi sebanyak 300.000 ekor dengan target kesembuhan sebanyak 200.000 ekor. Pemerintah juga akan menyelamatkan betina produktif agar tak buru-buru dipotong sehingga ternaknya tetap bisa beranak,” katanya.

Ia juga memaparkan,hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013 dan penambahan populasi yang dihitung berdasarkan parameter teknis, menyebutkan populasi sapi dan kerbau di Indonesia saat ini sebanyak 15,20 juta ekor terdiri atas sapi potong sebanyak 13,60 juta ekor, sapi perah sebanyak 472.000 ekor, serta kerbau sebanyak 1,13 juta ekor.

Menurut dia,dari populasi tersebut terdapat populasi betina berumur 2-8 tahun sebanyak 5,92 juta ekor terdiri atas sapi potong 5,62 juta ekor, sapi perah 296.086 ekor, dan kerbau 452.622 ekor.

Menurutnya,dari total potensi akseptor 5,92 juta ekor yang diperkirakan menjadi akseptor riil 70 persen atau setara empat juta ekor, sisanya adalah betina dewasa yang dalam kondisi bunting dan melahirkan,” paparnya.

Ia juga mengatakan,dari jumlah tersebut ditargetkan sebanyak empat juta ekor dapat dibiakan melalui inseminasi dengan target kebuntingan ternak minimal 75 persen atau setara dengan tiga juta ekor.

“Empat juta ekor itu berasal dari ternak hasil pemeriksaan yang dinyatakan sehat tetapi belum bunting sebanyak 3,8 juta ekor dan ternak yang dinyatakan gangguan reproduksi dan kemudian dinyatakan sembuh 200.000 ekor,” jelasnya.

Pada acara yang sama Direktur Pakan Ternak Ditjen Peternakan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Nasrullah menambahkan,sapi dengan gangguan reproduksi ada 30 persen. Populasi gangguan produksi ini nantinya akan diberikan nutrisi disamping pemberian pakan yang berkualitas," tambahnya.

Direktur Pakan Hewan Ditjen Peternakan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrullah mengatakan,pemerintah dalam hal ini Ditjrn PKH Kementan akan menyiapkan lahan hijau di daerah-daerah untuk pakan ternak populasi sapi siwab tersebut," katanya.

Kepala Biro Humas Kementan, Agung Hendriadi juga menambahkan, terkait program siwab ini, Menteri pertanian akan ke Lampung untuk melakukan Panen Pedet (panen anak sapi) yang di tandai dengan gerakan serentak di seluruh indonesia, seperti di daerah Bali kalimantan dan nusa Tenggara, dan sebelumnya sudah di laksanakan di jawa dan makassar Bone.(p/mk)