nusakini.com--Puncak haji, wukud di Arafah dijadwalkan jatuh pada 10 September mendatang. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menggelar rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil. 

"Rapat ini membicarakan persiapan pucak haji di Armina, mulai dari pergerakan pemberangkatan jemaah haji dari Makkah menuju Arafah, lalu wukuf di sana. Itu berarti mempersiapkan hal terkait pelaksanaan wukuf seperti kesiapan tenda, pendingin tenda, dan petugas yang senantiasa akan melayani jamaah haji," terang Abdul Djamil, Senin (29/8). 

"Selesai wukuf, dan saat tenggelamya matahari tanggal 9 dzulhijjah, berangsur jamaah dibawa ke Muzdalifah untuk mabit (menginap) lalu Mina untuk melontar jumrah," tambahnya. 

Selain Kepala Satuan Operasional Armina, rapat dihadiri para Direktur, Kepala Bidang layanan, serta Kepala Sektor pemondokan jemaah haji di Makkah. Menurut Djamil, rapat koordinasi lintas bidang ini penting untuk memastikan kesiapan mengingat para petugas akan mengawal pergerakan sekitar 155.200 dari pemondokan menuju Arafah, Muzdalifah, lalu ke Mina untuk melontar. 

Salah satu isu krusial yang dibahas dalam rapat ini terkait jadwal lontar jumrah. Menurut Abdul Djamil, jadwal lontar menjadi masalah krusial karena beberapa kali terjadi hal yang tidak diinginkan terkait kondisi berdesakannya jemaah saat melontar.  

"Jemaah seluruh dunia kalau tidak dilakukan pengaturan jadwal, maka hal yang semestinya tidak terjadi bisa terjadi lagi," ujarnya.

"Hasil rapat menyepakati bahwa jemaah harus melontar sesuai jadwal. Jadwal akan segera disosialisasikan dan petugas akan kita siapkan pada titk titik yang strategis," tambahnya. 

Rapat juga mebahas detail kesiapan layanan di Armina. Pada tahun ini, ada beberapa layanan baru yang akan diberikan kepada jemaah haji Indonesia, antara lain: pemasangan 101 water fan di setiap maktab yang diharapkan dapat mendinginkan ruang tenda jemaah di tengah cuaca yang panas. Jemaah juga akan menerima 3 botol air mineral saat kedatangan di Arafah yang berisi 330ml. 

"Karena kondisi cuaca panas, maka harus kita fikirkan alat pendingin udara agar jemaah terlindung dari sengatan matahari yang bisa berakibat kurang bagus bagi kesehatan mereka," kata Djamil. 

Layanan baru lainnya adalah karpet di muzdalifah. Keberadaan karpet ini diharapkan bisa menjadi alas istirahat jemaah saat mabit di Muzdalifah. Selain itu, selama di Armina, jemaah haji Indonesia akan mendapatkan katering sebanyak 15 kali makan dan 1 kali snack. 

Dalam kesempatan itu, Abdul Djamil juga menerima laporan bahwa sampai saat ini sudah lebih dari 95 ribu jemaah berada di Makkah. Sebanyak 37 jemaah dirawat inap di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dan 15 orang di KKHI Madinah. Adapun jemaah haji yang wafat sampai dengan hari ini berjumlah 35 orang. (p/ab)