Diplomat Senior ke Natuna: Kawasan Terluar Harus Selalu Dijaga

By Admin

nusakini.com--Kepulauan Natuna sebagai daerah terdepan di Indonesia, merupakan beranda yang harus terus dijaga, baik dari aspek pembangunan maupun perbatasan. Natuna yang maju akan disegani negara tetangga. 

Pernyataan ini diutarakan oleh Wakil Bupati Dra. H. Ngesti Yuni Suprapti, M.A., saat menerima peserta diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Luar Negeri (Sesparlu) angkatan ke- 59 dan Sesparlu International angkatan ke-21 di Ranai, Natuna, Jumat (31/8).  

Direktur Sesparlu June Kuncoro Hadiningrat memimpin kunjungan ke Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau 30 Agustus – 1 September 2018.  

Para peserta bertemu dengan jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna dan melakukan kunjungan lapangan ke markas komando pangkalan angkatan laut, fasilitas pelabuhan, dan wisata. Rangkaian kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan upaya diplomasi perbatasan dan potensi kerja sama di bidang perikanan, pertanian, dan pariwisata.   

“Natuna merupakan bagian penting dari wilayah Indonesia dan diplomasi perbatasan merupakan isu krusial yang harus dipahami oleh para diplomat senior," jelas June. 

Saat bertemu dengan Wakil Bupati dan jajarannya, dijelaskan sasaran Pemkab Natuna untuk mengoptimalkan pembangunan ekonomi dan pariwisata serta mewujudkan ketahanan pangan, khususnya komoditas perikanan. 

Wakil Bupati berharap agar selepas kunjungan ini, para diplomat dapat memperkenalkan potensi Natuna ke negara-negara tempat mereka ditugaskan. Ia juga mengharapkan para diplomat terus memberikan masukan bagi perbaikan daerah. 

Saat ini Natuna tengah gencar menggarap pariwisata dengan mengembangkan konsep MEA Tourism, yaitu Marine Tourism, Eco-Tourismdan Archeological Tourism. Alif Stone Park, sebagai obyek wisata maritim di Natuna, tengah berjuang untuk masuk dalam UNESCO Global Park Network. Diharapkan status ini dapat membantu Natuna dalam mengembangkan sektor pariwisata. 

Para peserta juga mendapat kesempatan untuk memperkuat pemahaman tentang diplomasi maritim. Mereka meninjau salah satu pusat penampungan dan distribusi hasil ikan tangkap di Pelabuhan Perikanan Selat Lampa, Kabupaten Nauta, yang diresmikan Menteri KKP pada tahun 2016. Di masa mendatang, pelabuhan ini akan menjadi satu dari 12 sentra proses hasil ikan di Indonesia. 

Peserta Sesparlu juga berkunjung ke Sekolah Tinggi Agama Islam Natuna guna meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai peran dan tugas Kementerian Luar Negeri. Dalam pertemuan ini, para mahasiswa berkesempatan untuk berdiskusi dengan peserta Sesparlu Internasional mengenai budaya dan hubungan bilateral masing-masing negara dengan Indonesia. 

Peserta Sesparlu internasional terdiri dari 7 diplomat senior dari Azerbaijan, Kamboja, Guyana, Peru, Papua New Guinea, Fiji, dan Vietnam. Sedangkan Sesparlu angkatan ke-59 terdiri dari 27 diplomat senior Kementerian Luar Negeri. (p/ab)