Dinas Pengairan Bojonegoro Tidak Programkan Waduk Pacal untuk Padi, Tapi Untuk Tanaman Palawija

By Admin


nusakini.com - Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tidak memprogramkan air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, untuk mengairi tanaman padi sepanjang daerah irigasinya pada musim tanam (MT) II.

"Program pemanfaatan air Waduk Pacal setelah panen tanaman padi untuk musim tanam selanjutnya bukan untuk mengairi tanaman padi," kata Kasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumber Air Dinas Pengairan Bojonegoro Dodi Sigit Wijaya, di Bojonegoro, Senin. 

Namun, menurut dia, program pemanfaatan air Waduk Pacal yang paling aman yaitu untuk tanaman palawija, meskipun air yang tertampung masih maksimal. 

"Air yang tersedia di Waduk Pacal lebih aman untuk tanaman palawija, meskipun airnya masih maksimal karena ada tambahan air hujan," ucapnya. 

Oleh karena itu, menurut dia, tujuh himpunan petani pemakai air (HIPPA) yang membawahi puluhan HIPPA di sepanjang daerah irigasinya sudah memperoleh pemberitahaun program pemanfaatan air Waduk Pacal. 

Bahkan, Dinas Pengairan meminta tujuh HIPPA membuat surat pernyataan tidak menanam padi pada MT II, tapi menanam palawija. 

"Surat pernyataan juga berisi petani yang tetap menanam padi kalau gagal panen tidak boleh menuntut siapapun, termasuk dinas pengairan," katanya, menegaskan. 

Pengawas Waduk Pacal Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Jasmani, menjelaskan pintu pengeluaran air Waduk Pacal ditutup sejak dua hari lalu. 

Sebelumnya, lanjut dia, air Waduk Pacal dikeluarkan sekitar 5 meter kubik per detik untuk mengairi tanaman padi MT I di sepanjang daerah irigasinya dengan luas lebih dari 16.000 hektare. 

"Saat ini tanaman padi MT I tidak lagi membutuhkan air, sebab sudah mulai panen," ucapnya. 

Saat ini, katanya, ketinggian air pada papan duga Waduk Pacal mencapai 113,45 meter dengan tampungan efektif 18,4 juta meter kubik. 

"Ketinggian air Waduk Pacal bertambah karena memperoleh tambahan air hujan dalam dua hari terakhir," ucapnya. 

Data di kantor Dinas Pengairan, Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno. 

Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik. 

Namun sekarang daya tampungnya menurun, disebabkan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, yang dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat.(ifm/mk)