Di Berau, Menteri Jonan Tekankan Nilai Tambah, DMO dan Reklamasi Tambang

By Abdi Satria


nusakini.com-Berau-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengimbau agar semua kegiatan pertambangan dan pascatambang punya nilai lebih bagi masyarakat sekitar sehingga menciptakan aktivitas dan lapangan kerja baru. Dengan begitu, dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat sebesar-besarnya. 

"Saya menyarankan semua kegiatan pertambangan harus punya nilai tambah. Begitu pula reklamasi tambang wajib dijalankan dengan baik dan benar. Juga pemenuhan Domestic Market Obligation (DMO). Jika tidak dilaksanakan, perizinan kegiatan tambang tidak akan kami layani," kata Jonan saat meresmikan program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) milik PT Berau Coal Energy di Kelurahan Sei Bedungan, Kec. Tanjung Redeb, Kab. Berau, Kalimantan Timur pada Jumat (5/4). 

Dua program PPM yang diresmikan adalah pendirian Politeknik Sinar Mas Berau Coal dan Pabrik Pengolahan Kakao. Program tersebut menjadi salah satu instrumen kebermanfaatan selama PT Berau Coal melaksanakan kegiatan operasi produksi. "Pendirian sekolah itu merupakan komitmen (perusahaan tambang) yang bermanfaat untuk seumur hidup," kata Jonan. 

Politeknik Sinar Mas Berau Coal diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya bagi generasi muda masyarakat lokal yang berkompeten untuk kebutuhan industri, khususnya industri pertambangan.

"Sesuai arahan Bapak Presiden, sebagai bangsa yang membutuhkan tenaga kerja besar, kita harus bisa menciptakan banyak occupational melalui sekolah kejuruan yang spesifik karena lebih bermanfaat," tegas Jonan. 

Jonan menambahkan pengembangan Politenik Sinar Mas Berau bisa dilakukan dengan menggandeng Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM. "Saya ajak Kepala Badan PSDM ESDM agar mampu mengembangkan kurikulum dengan standar nasional," imbuhnya. 

Poltek Berau sendiri menerapkan sistem pendidikan yang "link and match" dengan dunia industri ("Dual System"). Skema ini memberlakukan kegiatan perkuliahan dengan 30% teori dan 70% praktik kerja. Institusi tersebut memiliki 3 (tiga) program studi, yaitu Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Logistik, D-III Survei dan Pemetaan serta D-III Perawatan Mesin Pertambangan. 

Sementara itu, kehadiran pabrik pengolahan buah kakao akan memberi kemudahan bagi para petani kakao. Ke depan, muncul pengembangan lanjutan pabrik pengolahan yang dapat memberi nilai tambah atas biji coklat menjadi beberapa produk derivatif, seperti susu, coklat, permen dan sebagainya, sehingga akan meningkatkan pendapatan petani kakao.

Kegiatan pascapertambangan, menurut Jonan, memang didorong supaya mampu menciptakan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah setempat, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. 

"Harapan Pemerintah apabila suatu hari kegiatan pertambangan itu selesai, masyarakat menerima manfaat berupa menciptakan kegiatan atau lapangan kerja baru yang dikerjakan oleh kegiatan pertambangan," jelas Jonan.

Pelaksanaan PPM sendiri merupakan amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat, yaitu usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun kolektif.

Untuk diketahui, PT Berau Coal merupakan PKP2B Generasi 1 yang terbit pada tanggal 26 April 198 dengan luas wilayah 108.009 hektar. Perusahaan tambang tersebut sudah memenuhi ketentuan Beneficial Ownership dan mematuhi pemenuhan kewajiban lingkungan. 

Total sumber daya batubara di PT Berau Coal sebesar 1,589.76 juta ton dengan cadangan batubara sebesar 311,39 juta ton. Pada tahun 2018, PT Berau Coal mencatatkan produksi sebesar 29,02 juta ton. 

PT Berau Coal mampu menyumbang penerimaan negara sebesar Rp3,19 Triliun berupa penerimaan dari Royalti Rp1,182 Triliun, Iuran Tetap Rp6,2 Miliyar, dan Penjualan Hasil Tambang Rp2,004 Triliun. 

Turut hadir pada acara tersebut Bupati Berau Muharram, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Bambang Gatot Ariyono dan Kepala BPSDM ESDM IGN Wiratmaja yang turut mendampingi Menteri ESDM. (p/ab)