Derby d’Italia: Uji Kelayakan Dua Kandidat Juara Serie A 2019/2020

By Abdi Satria


Oleh: Johan Satrya (Pengamat Sepak Bola) 

KETIKA  tahun 1967 wartawan olahraga Italia Gianni Brera menyatakan bahwa partai antara Inter dan Juventus sebagai derby d’italia, partai sepakbola terbesar di Italia, tak ada yang menyangkalnya. Inter dan Juve adalah peraih trophy terbanyak saat itu. Dua klub terbesar dari dua kota yang berbeda. Lalu apakah saat ini masih layak dengan sebutan mentereng tersebut?

Minggu ini adalah minggu impian bagi Inter. Setelah bermain melawan Lionel Messi, dinihari nanti Nerazzurri akan menjamu Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan. Messi dan Ronaldo adalah dua nama terbesar sepakbola saat ini. Dua pemain terbaik dunia. Setelah gagal menghentikan Messi midweek lalu di ajang Champion League, lini pertahanan Inter akan kembali diuji oleh monster yang lain yaitu Ronaldo.

Tak perlu harus melihat statistik untuk bekal menonton grande partita nanti karena memang kedua tim akan tampil dengan wajah yang berbeda dari musim lalu. Juventus kini ditangani Maurizio Sarri sementara Inter juga akan ditukangi oleh pelatih yang juga baru yaitu Antonio Conte. Pun demikian untuk susunan pemain. Inter akan tampil dengan Diego Godin, Nicolo Barella, Stefano Sensi, Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez yang tak ada dalam line up musim lalu. Sementara Nyonya Tua akan tampil dengan wajah-wajah yang tak terlihat di musim sebelumnya yaitu Gianluigi Buffon, Matthijs de Ligt, Danilo, Adrien Rabiot, Aaron Ramsey dan Gonzalo Higuain. Hasil partai yang lalu tak dapat menjadi cerminan dari hasil match nanti.

Adu taktik dari dua allenatore terbaik Italia saat ini akan tersaji dan dijamin akan menjadi tontonan yang menarik. Conte mampu mengubah wajah Inter yang khas dengan style bertahan dan bermain membosankan menjadi klub yang bermain menyerang dengan cara yang cantik.

Saat melawan Barcelona banyak pihak mengatakan bahwa Inter tak layak kalah. Conte Boys mampu bermain apik dengan blind one touch football. Formasi andalan 1-3-5-2 menjadi dasar Conte untuk dapat memulai serangan dari lini belakang. Build up yang mulus hingga ke pemain depan sangat menyulitkan Messi dan kawan-kawan. Sensi mampu menjadi dirigen bagi serangan Inter.

Pemain baru Inter ini tak di sangka-sangka kini telah menjadi pusat perhatian bagi publik sepakbola Italia bahkan dunia. Lini depan La Beneamata juga makin menakutkan dengan kehadiran Lukaku. Big man dari Belgia mampu tampil cerdik dan bertenaga. Lukaku dapat menguasai bola dengan baik sehingga memberi kesempatan kepada lini kedua untuk mencari posisi di depan gawang lawan. Di dalam kotak penalti, mantan pilar Manchester United juga menjadi momok yang menakutkan bagi lini pertahanan lawan.

Juve saat ini juga sedang menikmati Sarri Ball. Umpan-umpan pendek cepat dan vertikal yang memanjakan Ronaldo dan juga Higuain yang kini telah menemukan ketajamannya kembali. Ramsey juga terlihat menambah kreatifitas lini tengah. Sarri tetap kukuh dengan formasi 1-4-3-1-2 meskipun sedang krisis bek sayap. Bukan tak mungkin Juan Cuadrado dan Blaise Matuidi akan dipaksakan mengisi sisi kanan dan kiri pertahanan. Faktor kelelahan menjadi milik bersama, karena Inter dan Juve sama-sama bermain di Champion League.

Conte adalah salah satu puzzle kejayaan Juventus. Dan kini puzzle tersebut berada di pihak Inter. Sebuah partai hebat yang layak untuk dinantikan. Tantangan bagi Conte untuk dapat mengeksploitasi sayap-sayap Juve yang sedang patah dan terluka. Ujian juga bagi lini tengah Inter untuk merusak Sarri Ball, merebut lini tengah dan memberikan peluang bagi lini depan. Untuk meraih scudetto, ini adalah partai yang wajib dimenangkan oleh Inter atau setidaknya tidak kalah. Kesempatan menghentikan dominasi Juventus dapat terealisasi jika Inter mampu mempertahankan capolista.

Masih derby d’italia ? Tentu saja. Apalagi untuk musim ini. Inter dan Juventus akan terus bertarung sengit hingga giornata terakhir. Selamat menikmati.