Demo UVRI: Kemenristek Dikti Gagalkan Program Jokowi

By Admin


nusakini.com-Jakarta-Forum penyelamat Mahasiswa UVRI Makassar menggelar aksi demo di  depan Gedung Kementerian Ristek Dikti.

Mereka melakukan aksi itu karena hingga saat ini belum mendapat titik terang terkait kasus UVRI Makassar, yang di periode Kordinator Kopertis Wil. IX, Prof. Niartiningsih, dinyatakan ditutup.

UVRI Makassar adalah kampus swasta yang berdiri sejak tahun 1960 yang berkedudukan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan di bawah cakupan LLDIKTI Wil.IX Sulawesi Gorontalo dan perpanjangan tangan dari Menteri Ristek Dikti.

Mahasiswa secara bergantian menyampaikan aspirasinya menggunakan alat pengeras suara mengatakan bahwa Kementrian Ristek Dikti sudah mencederai kabinet kerja Presiden Jokowi. Dimana diketahui kinerja dan prestasi presiden secara kasat mata sudah dapat dilihat dan dirasakan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dan banyak hal prestasi gemilang lain yang sudah diakui dimata dunia. 

"Tetapi justru malah terbalik dengan salah satu Kabinet kerja yang dimaksud disini adalah Menteri Ristek Dikti karena melakukan pembiaran kasus kampus yang ada Wil IX dalam hal ini UVRI 1960 Makassar," ungkap Efraim salah seorang massa aksi.

Massa berjanji akan menempuh langkah hukum, jika Dirjen, Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi, tetap melanjutkan niat menutup UVRI 1960, sementara Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi Makassar, dalam amar putusannya sudah memenangkan UVRI 1960.

"Puluhan ribu alumni UVRI merasa sangat kecewa dan dikorbankan terkait kebijakan yang dikeluarkan oleh Dirjen Kelembagaan," ungkap Jusman Kordinator Lapangan aksi.

Mahasiswa juga meminta kepada Menteri Ristek Dikti agar dapat menemui massa aksi agar dapat memberikan solusi terbaik kasus UVRI Makassar. Permintaan mahasiswa tidak terpenuhi, Menteri sedang mempunyai jadwal atau agenda lain.

"Mahasiswa disini meminta dengan tegas kepada Menteri Ristek Dikti agar Kiranya dapat mengevaluasi kinerja dari Dirjen Kelembagaan terkait kasus UVRI Makassar, yang sampai saat ini belum menuai titik terang ujar Dwi Chandra Putra Arria, Jenderal Lapangan.(r/ab)