Delegasi RI Promosi Investasi Sambil Timba Ilmu dari Kota Shenzhen

By Admin

nusakini.com--KJRI Guangzhou bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian RI melakukan belum lama ini melakukan serangkaian kegiatan promosi investasi di Shenzhen.

Delegasi Indonesia terdiri dari pejabat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengusahaan (BP) Batam, BP Bintan, BP Karimun, BP Tanjung Pinang, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Delri dipimpin Deputi Promosi Investasi BKPM, Himawan Hariyoga.

Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Ratu Silvy Gayatri menyambut baik kunjungan tersebut karena delegasi dapat bertemu dengan pihak-pihak yang relevan baik dari kalangan pemerintah dan calon investor secara langsung. 

“Saya pikir, dipilihnya Shenzhen sebagai kota tujuan promosi sangat tepat karena kota ini merupakan salah satu barometer ekonomi RRT selain Beijing, Shanghai dan Guangzhou" jelas Silvy (07/12).  

Dalam kegiatan tersebut, delegasi RI berkunjung dan bertemu dengan pejabat dari Policy Research Office of Shenzhen's Municipal People's Government dan China (Guangdong) Free Trade Area (FTA) Qianhai Shekou Administrative Committee, dan calon investor yang merupakan salah satu perusahaan dalam list Global Fortune 500. 

Pertemuan ditujukan untuk mempromosikan berbagai peluang investasi di Free Trade Zone (FTZ) Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjung Pinang serta mempelajari keberhasilan Shenzhen sebagai kawasan ekonomi khusus pertama dan terdepan di Tiongkok. 

Delegasi RI terkesan dengan keberhasilan Shenzhen sebagai kawasan ekonomi khusus pertama di China setelah era kebijakan ekonomi terbuka. 

Keberhasilan Shenzhen berawal dari kemampuannya memanfaatkan momentum dinamika dan perkembangan ekonomi di kawasan (meningkatnya kebutuhan outbound investment dari investor Taiwan, Hong Kong dan Makau) maupun relokasi industri global pada awal dekade 1980-an. 

Pembangunan kota Shenzhen juga didukung stabilitas politik, kepastian hukum, transparansi dan konsistensi kebijakan, jelasnya pembagian kewenangan pusat dan daerah, kepercayaan pemerintah pusat dalam memberikan keleluasaan pemkot dalam melakukan inovasi kebijakan sesuai kebutuhan, dan inovasi pengembangan industri yang tiada henti. 

Foxconn merupakan perusahaan besar kelas dunia asal Taiwan yang pertama kali merelokasi bisnisnya ke Shenzhen pada awal dekade 1980-an. Seiring berjalannya waktu, satu demi satu perusahaan besar dunia membuka kantor dan industri manufakturnya di Shenzhen. Banyaknya jumlah investor dan nilai investasi yang ditanamkan di Shenzhen mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kota Shenzhen.  

Saat ini, Shenzhen tengah fokus menarik investor dan mengembangkan ekonomi berbasis teknologi tinggi, energi baru, lingkungan (ramah), internet, keuangan dan perbankan. 

Pemerintah Shenzhen menyampaikan bahwa pemerintah pusat menentukan daerah yang akan menjadi kawasan industri sesuai keunggulan daerah masing masing. 

“Pemerintah pusat memberikan pedoman kepada kawasan industri. Pemerintah daerah kemudian membuat kebijakan yang sesuai dengan arahan pusat. Jika pelaksanaan sebuah kebijakan dinilai memuaskan, maka kebijakan tersebut juga akan digunakan oleh daerah/kota lain. Kawasan industri satu sama lain juga saling bertukar informasi untuk saling belajar," papar Weijun Fan, Direktur Policy Research Office Shenzhen. 

Fan juga menjelaskan bahwa pemerintah pusat tidak campur tangan terhadap berbagai kebijakan di daerah. Keterlibatan pemerintah pusat sebatas memberikan instruksi mendasar. 

Delegasi Indonesia juga tertarik dengan sistem penguasahaan lahan di Tiongkok. Pemerintah kota Shenzhen menjelaskan bahwa Shenzhen merupakan kota yang pertama kali menjual tanah dengan status hak pakai (bukan hak milik) selama 70 tahun. Sebelumnya tanah di RRT tidak boleh diperjual belikan. Jual beli tanah dilakukan secara terbuka melalui proses lelang dengan penetapan harga berdasarkan pasar. 

Delegasi juga berkunjung ke Qianhai yang merupakan pengembangan lebih lanjut Shenzhen dengan empat industri prioritas di bidang keuangan, logistik moderen, informasi dan teknologi. 

Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Ratu Silvy Gayatri, menyampaikan bahwa apa yang dilakukan delegasi RI sangat menarik karena menggabungkan antara kegiatan promosi investasi dengan studi banding. Konjen RI berpandangan bahwa studi banding ke kawasan ekonomi khusus Shenzhen dapat bermanfaat dalam mengembangkan berbagai kawasan ekonomi khusus dan free trade zone di Indonesia. 

“Kalau dulu Tiongkok belajar dari Batam untuk mengembangkan Shenzhen, sekarang Indonesia juga bisa belajar dari Shenzhen untuk mengembangkan Batam," jelas  

Shenzhen merupakan kota kedua terbesar di provinsi Guangdong setelah Guangzhou (ibukota provinsi). Shenzhen yang berbatasan langsung dengan Hong Kong merupakan hub transportasi di kawasan selatan Tiongkok. Kota ini unggul pada industri teknologi tinggi, keuangan, ekspor-impor, perkapalan, dan industri kreatif. Beberapa perusahaan kelas dunia yang berada di Shenzhen, di antaranya Huawei, Tencent, Ping An Bank, ZTE, Oppo, Microsoft, dan Ebay.(p/ab)