Delegasi Lebanon Apresiasi Kemenag atas Kesempatan Interaksi dengan Santri

By Admin

nusakini.com--Sejumlah delegasi dosen Ma'had Aly dari Global University Beirut Lebanon telah menyelesaikan masa mengajarnya pada pesantren di Indonesia. Tiba pada 4 Januari 2018, delegasi dosen ini ditempatkan pada 13 Ma’had Aly yang tersebar di beberapa daerah. 

Kini, mereka kunjungan mereka sudah selesai dan akan kembali ke negara asalnya. Dipimpin Syekh Thoriq Ghonam, mereka berkunjung ke Kementerian Agama sebelum pulang ke Libanon.  

“Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi kesempatan yang diberikan Kementerian Agama untuk berinteraksi dengan para santri Ma'had Aly di Indonesia ini,” ucapnya Syekh Thoriq di Jakarta, Senin (22/01).  

Syekh Thoriq berharap, kerjasama ini bisa dilanjutkan sebagai bagian dari usaha untuk saling berbagi ilmu, menyebarkan akidah ahli sunnah wal jamaah, serta membentengi generasi Islam dari akidah yang menyesatkan dan pemikiran yang rusak.  

"Bagi kami, lelah dalam ketaatan itu adalah kebahagiaan tersendiri. Dan mengajarkan sesuatu dalam ilmu agama itu, sungguh pahalanya lebih besar daripada bersedekah sebesar gunung Uhud sekalipun," ujar Syekh Thoriq. 

Menurut Syekh Thoriq, mengajarkan ilmu agama adalah suatu kewajiban. “Kami juga berkewajiban dan sangat bersemangat mengajarkan Akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah di zaman sekarang ini, untuk mengurangi kesesatan pemahaman,” sambungnya.  

Delegasi ini diterima Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Aly pada Direktorat Diniyah dan Pondok Pesantren Ainurrafiq. Kepada para delegasi, Rafiq menyampaikan bahwa mewujudkan Islam yang Rahmatan lil alamin menjadi fokus pembangunan keagamaan yang dilakukan Kementerian Agama.  

Melalui 28 ribu pondok pesantren yang ada di Indonesia, Kemenag terus berupaya mengajarkan dan menyebarkan akidah ahlu sunnah wal jamaah. “Kunjungan pada dosen dari Libanon ini menambah semangat dan girah kami. Semoga kerjasama ini dapat terus kita kembangkan,” ujarnya. 

Rofiq menambahkan, ma'had aly di Indonesia menjadi ikon pendidikan pondok pesantren. Oleh karena itu, ma'had aly juga menjadi penentu kualitas pendidikan keagamaan di Indonesia.  

“Kami berencana mendirikan ma'had aly di setiap provinsi dan harus memastikan bahwa semua ma'had aly mengajarkan Akidah ahlu sunnah wal jamaah," ujar Ainurrafiq. 

Rafiq juga menyampaikan harapannya agar santri Indonesia dapat mengenyam pendidikan di Lebanon. “Ucapan terima kasih juga kami sampaikan atas nama Kementerian Agama dan pemerintah Indonesia,” tuturnya. 

Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menyampaikan bahwa kunjungan para dosen Lebanon ini merupakan salah satu implementasi kerjasama akademik antara Kementerian Agama dengan Global University Beirut. Kerjasama ini telah disepakati sejak beberapa tahun lalu.  

Dalam kunjungan ini, lanjut Kamaruddin, para dosen nantinya akan berbagi pengetahuan terkait metode pengajaran Bahasa Arab dengan mahasiswa Ma’had Aly di Indonesia. "Indonesia siap menjadi pusat peradaban dan tujuan pendidikan dunia karena Indonesia memiliki potensi yang besar untuk hal tersebut, misalnya jumlah perguruan tinggi yang sangat banyak," ujar Kamaruddin. 

Kamaruddin mengatakan, ada sejumlah program yang sudah disiapkan dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai tujuan pendidikan dunia. Menurutnya, Kementerian Agama memiliki program pengiriman dosen untuk belajar ke luar negeri.  

Selain itu, ada juga program mengundang dan memfasilitasi mahasiswa asing belajar di Indonesia melalui jalur beasiswa. Termasuk juga dan memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa asing dan mahasiswa Indonesia selama menempuh pendidikan.  

“Ke depannya kami berharap, Indonesia menjadi kiblat dunia untuk pendidikan Islam, selain Timur Tengah dan Eropa,” harap Kamarudin.(p/ab)