nusakini.com-Seoul-Tenun lurik kontemporer dengan tema “Cross Border" karya desainer Lia Mustafa asal Yogyakarta mencuri perhatian di panggung ASEAN Week di Seoul, Korea Selatan, pada 14-16 Juni 2019 lalu. Tenun dengan rajutan berpola kawung dan motif garis-garis khas lurik itu tampil dengan desain yang sporty dan kasual. 

Dalam busana karyanya, Lia pun menambahkan potongan seperti sarung pada tenun tersebut, namun sangat edgy. Ia tampil beda dan sangat mencolok perhatian saat disandingkan dengan 10 desainer lain asal negara-negara anggota ASEAN dan juga desainer Korea Selatan. 

Bahan maupun motif tradisional dengan identitas budaya yang sangat kuat tersebut ternyata bisa disulap menjadi outfit atau pakaian yang sangat modern dan kekinian. “Saya mengambil unsur kain tradisional yaitu tenun lurik dan desain sarung yang kekinian, lalu dipadankan dengan aksesoris perak dan topeng kayu khas kota Yogyakarta, Indonesia," kata Lia, yang juga merupakan pengurus senior Indonesian Fashion Chamber (IFC). 

Lia berharap, desain yang dinamis dan enerjik ini dapat diterima generasi muda. Hal itu terutama bagi yang tidak ingin meninggalkan akar budayanya, namun tetap mengikuti tren fesyen yang selalu berubah. Kaum muda yang juga memiliki hati untuk membangun bangsanya melalui interaksi sosial maupun simplisitas dalam berbagai aspek kehidupan. 

Dengan konsep yang begitu kuat, tak ayal 10 outfit atau pakaian rancangan Lia Mustafa menjadi salah satu yang mendapat sambutan hangat dari para pengunjung Fashion Show yang puncaknya diselenggarakan pada Sabtu malam (15/6) di Seoul Plaza, tepat di pusat Kota Seoul. Tampak di deretan terdepan yang hadir adalah Presiden Korean Society of Fashion Business Mr. Hosup Kan serta Sekretaris Jenderal ASEAN-Korea Center Duta Besar Lee Hyuk, Kuasa Usaha ad Interim KBRI-Seoul Sofia Sudarma, berbagai Duta Besar negara sahabat di Korea Selatan dan pengamat serta penikmat mode Korsel. 

Lia Mustafa mewakili desainer Indonesia pada perhelatan ASEAN Week 2019 untuk menyajikan karya-karyanya bersandingan dengan desainer dari seluruh negara anggota ASEAN. Desainer Indonesia memang salah satu yang paling ditunggu dalam ajang tersebut. Selain karena kekayaan budayanya, Indonesia juga dianggap sebagai power house fashion di Asia, apalagi jika dihubungkan dengan Modest Fashion. Tak ayal, media seperti the Korean Times secara khusus membuat liputan mengenai Lia Mustafa. 

ASEAN Week 2019 diselenggarakan oleh ASEAN-Korea Center (AKC) untuk memperingati ulang tahun ketiga puluh kemitraan dialog ASEAN-Korea dan ulang tahun kesepuluh AKC. Selama tiga hari penuh diselenggarakan berbagai pertunjukan budaya ASEAN, peragaan busana, talk show dan eksibisi pariwisata ASEAN serta pameran gaya hidup dan desain ASEAN. 

Dengan dimotori oleh KBRI Seoul, partisipasi Indonesia yang juga turut mencuri perhatian adalah tampilan Reog Singo Mudo Korea, Fashion Carnival karya Alma Naibaho, serta beragam aktivitas interaktif berhadiah menarik di Booth Indonesia. 

AKC adalah organisasi antarpemerintah untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan sosial budaya antara negara-negara anggota ASEAN dan Korea Selatan. AKC diresmikan pada 13 Maret 2009. Korea Selatan dan ASEAN mengadakan dialog pada tahun 1989 untuk membangun kemitraan yang langgeng dan tulus, dan kemudian mengadakan KTT Peringatan ASEAN-Republik Korea pada tahun 2009 dan 2014. KTT ini direncanakan akan dilaksanakan kembali pada November tahun ini di Busan. ​(p/ab)