Coaching Clinic K/L dan TNI/POLRI, Inovasi Pelayanan Publik Harus Memberi Manfaat Langsung dan Berkelanjutan

By Admin

nusakini.com--Inovasi Pelayanan Publik harus dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat. Termasuk inovasi pelayanan publik yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah di tingkat Pusat.

Untuk itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) meminta agar seluruh K/L dan TNI/POLRI dapat membuat inovasi pelayanan publik yang lebih dari sekedar aplikasi berbasis teknologi informasi, tapi juga program kerja dalam pelayanan public yang bisa langsung memberikan kontribusi nyata yang menyentuh masyarakat.

Demikian disampaikan Asdep Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Publik Dr. Imanuddin. 

Ia juga menyampaikan pentingnya Kelembagaan Inovasi yang Berkelanjutan melalui penetapan regulasi dan manajemen organisasi, karena keberadaan inovasi tidak harus bergantung siapa pimpinannya. “Pada umumnya jika pimpinan berganti, inovasi yang ada tenggelam,”ujar Dr Imanuddin. 

Kemen PANRB melalui Kedeputian Pelayanan Publik menyelenggarakan Coaching Clinic Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017 bagi seluruh Kementerian/instansi/Lembaga Pemerintah Tingkat Pusat dan TNI/POLRI di Ruang Serbaguna Kemen PANRB, Jakarta, Senin, (27/2) . Coaching Clinic ini merupakan sebuah brief bagi para innovator pelayanan publik pada instansi pemerintah dalam pengumpulan proposal kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2017. 

Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik ini merupakan yang ke-4 kalinya diselenggarakan oleh Kemen PANRB. Kompetisi yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 tersebut memiliki tujuan utama untuk mendorong penciptaan/pembentukan Inovasi, menumbuhkan suasana kompetitif antar K/L/D/I, serta memotivasi para innovator untuk membangun inovasi yang berkualitas dan dapat direplikasi. 

Kompetisi yang diatur Peraturan Menteri PANRB Nomor 19 Tahun 2016 tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017 di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD terdiri dari 6 tahap, yaitu Penilaian Tahap I (Seleksi Administrasi), oleh Admin Kementerian secara sistem. Kemudian, Penilaian Tahap II (Desk Evaluation), oleh Tim Evaluasi. Selanjutnya Penilaian Tahap III (Penentuan TOP 99), oleh Tim Panel Independen; termasuk di dalamnya bimbingan perbaikan proposal inovasi pelayanan publik dari Kementerian PANRB untuk TOP 99.

Lalu dilanjutkan dengan Penilaian Tahap IV (Presentasi dan Wawancara), oleh Tim Panel Independen. Kemudian dilanjutkan dengan Penilaian Tahap V (Verifikasi dan Observasi Lapangan), oleh Tim Panel Independen dan/atau menugaskan pihak lain. Serta yang terakhir yaitu Penilaian Tahap VI (Penentuan Akhir), oleh Tim Panel Independen mempertimbangkan komposisi keterwakilan kategori dan instansi untuk menentukan TOP 40. 

Salah satu peserta Coaching Clinic, Agus Supriyatna dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, mengakui bahwa coaching clinic ini memberikan manfaat yang signifikan untuk konten pengajuan proposal kompetisi inovasi pelayanan public tahun 2017.

Ia mengatakan bahwa ini adalah pertama kali bagi satuan kerjanya untuk mengikuti kompetisi ini. Mereka mengembangkan aplikasi berbasis aplikasi android untuk early warning bagi pengguna jalur transportasi udara serta para penduduk sekitar gunung berapi. “Inovasi ini dibuat sendiri oleh para PNS di instansi kami, bukan oleh pihak swasta, sehingga penggunaannya dipastikan berkelanjutan atau sustainable,” ujarnya.

Ia berharap walaupun tahun ini ada ribuan inovasi yang mengikuti kompetisi, pihaknya bisa terjaring dalam deretan top inovasi pelayanan publik tahun 2017. (p/ab)