Center of Mic‎rofinance Pertama di Indonesia ‎Dibangun di Unhas

By Admin

nusakini.com--Center of Microfinance pertama di ‎Indonesia dibangun di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Wakil Presiden RI, HM Jusuf Kalla didampingi Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung Center of Microfinance, di Unhas, kemarin.

Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, mengatakan, pembangunan gedung Center of Microfinance sepenuhnya disponsori Bank Rakyat Indonesia (BRI). Proses pembangunan gedung yang akan dikelola Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas tersebut‎, direncanakan selesai dalam waktu enam bulan

"Kenapa Center of Microfinance harus dibangun? Karena perlu ada satu kelembagaan resmi sebagai wadah program pendampingan yang terintegrasi dengan pendidikan dan pelatihan usaha mikro, lembaga keuangan mikro dan pemerintah dalam rangka membentuk ekonomi rakyat yang kuat dan mandiri," kata Prof Dwia. 

Gedung Center of Microfinance terdiri dari dua lantai dengan luas 1.400 meter persegi. Di dalamnya ada laboratorium, mini teater, dan fasilitas lainnya yang akan mengintegrasikan pendidikan, pelatihan dan pendampingan sehingga ada program yang sinergi. 

"Ini yang pertama dibangun di sentra pendidikan tinggi dan menjadi center of exelence. ‎Center of Microfinance ini juga menjadi bukti komitmen kami yang siap mendukung program keuangan mikro dari pemerintah," ujarnya. 

Prof Dwia menambahkan, kehadiran Center of Microfinance tersebut juga akan memperkuat rencana pihak Unhas untuk membuka‎ Program Magister Keuangan dengan menggandeng Harvard University, pada tahun ini. Sedangkan pada tahun 2018, juga akan dibuka Program Sarjana Keuangan Mikro‎. 

Direktur Utama BRI, Asmawi Syam, mengungkapkan, Indonesia jauh lebih besar dari Bangladesh yang mendapat hadiah Nobel dalam hal keuangan mikro. Awalnya, microfinance lahir dari beberapa negara berkembang, yang memiliki kelompok masyarakat yang secara usia produktif tapi dari segi ekonomi tidak. Sehingga, dipikirkan bagaimana mereka produktif secara ekonomi melalui bantuan. 

"Pada saat yang sama, mereka tumbuh dan berkembang dan butuh kredit yang komersial. Dalam perjalanannya, mereka bisa menabung, dan bank memikirkan tabungan mikro yang di BRI disebut simpedes dan kreditnya kupedes. Ini kemudian disebut microbanking, perpaduan tabungan dan kredit mikro. Selanjutnya, berkembang menjadi mikrofinance, yang masuk ke aktivitas mikro lainnya seperti asuransi mikro," 

Di Bangladesh, kata Asmawi, masih dalam tataran mikrokredit. Indonesia tidak meraih Nobel, karena mungkin karena kurang publikasi kepada dunia. 

"Realitanya, Indonesia adalah pelaku Microfinance terbesar di dunia‎, berdasarkan buku Dr Dirk Stenwand. Dr Marguriete Robinson dalam bukunya juga menyebut pusat revolusi Microfinance ada di Indonesia. Sekarang, ‎saatnya kita mengangkat Microfinance sebagai suatu ilmu. Karena selama ini, kita melakukan praktek tapi keilmuannya diambil negara-negara lain," ungkapnya. 

Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan, Center of Microfinance adalah‎ sebuah gagasan besar untuk bangsa dan sangat berarti. Program tersebut merupakan panggilan filosofis sebagai anak bangsa untuk perbaikan. 

"Center of Microfinance ini sangat dibutuhkan rakyat. Di Sulsel terdapat 914 ribu UMKM. Bisa dicek, kredit macet di Sulsel hanya 0,56 persen dan semua kredit yang dikeluarkan BRI yang Rp 25 juta hampir tidak ada yang macet," kata Syahrul.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dalam sambutannya, mengungkapkan,‎ masalah terbesar yang dihadapi bangsa adalah mengurangi ketimpangan. Apabila terjadi kesenjangan besar antara yang kaya dan miskin, negara bisa goyah. 

"Salah satu caranya, bagaimana menaikkan yang kecil. Itulah langkah yang harus dilakukan. Bagaimana pengusaha kecil mendapat akses yang lebih baik, kemudian mendidik dan mendorongnya," kata Jusuf Kalla. 

Ia berharap, Center of Microfinance tersebut bisa menjadi‎ pusat pendidikan yang terintegrasi dengan bentuk yang futuristik, karena universitas harus terus melihat ke depan. 

Selain melakukan peletakan batu pertama pembangunan Center of Microfinance, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga meresmikan tiga proyek gedung di Unhas. Antara lain, pusat unggulan iptek Maiwa Breeding Center, gedung pendidikan fakultas pertanian, dan fakultas kelautan dan ilmu perikanan‎. (p/ab)