Cekungan So’a, Bentang Alam “Grand Canyon” Timur Indonesia

By Admin

nusakini.com--Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pedoman Penetapan Kawasan Cagar Alam Geologi sangat strategis dalam melindungi warisan geologi dan potensinya untuk pengembangan geopark.

Salah satu potensi yaitu berada di Cekungan So'a, sebuah lembah savana yang dikelilingi beberapa gunung api, dan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Ngada dan Negekeo, Propinsi NTT.

Cekungan So'a mempunyai keanekaragaman obyek geologi yang dapat dijadikan pondasi dalam membangun kawasan cagar alam geologi dan tersusun oleh perlapisan batuan vulkanik, endapan sungai dan endapan danau yang membentuk perbukitan bergelombang. 

"Di Cekungan So'a kita dapat menikmati keelokan bentang alam, dimana sungai - sungai berkelok dengan tebing tegak mirip dengan kenampakan "Grand Canyon' di Amerika, ditambah pemandangan indah gunung api aktif G. Ebulobo, G. Inerie dan G. Inelika," terang Ego Syahrial selaku Kepala Badan Geologi KESDM. 

Melalui Pusat Survei Geologi, Badan Geologi telah mengidentifikasi sekitar 16 lokasi fosil yang tersebar di wilayah seluas 200 km2. Penggalian (eskavasi) secara intensif dan sistematik telah mendapatkan ribuan fosil vertebrata dan alat batu (artefak). Fosil - fosil yang ditemukan antara lain fosil gajah (Stegodon), burung, tikus, katak, buaya, komodo dan kura - kura. Adapun artefak umumnya berupa alat bahan (core) dan alat serpih (flake). 

"Di situs Mata Menge yang merupakan penggalian pertama di Cekungan So'a, selain fosil vertebrata dan artefak, juga ditemukan fosil manusia purba antara lain berupa fosil gigi geraham, gigi susu, gigi taring dan tulang rahang" lanjut Ego Syahrial di lobi kantor Badan Geologi Bandung.

Menurut hasil penanggalan geologi bahwa fosil manusia purba yang ditemukan di Mata Menge diperkirakan berumur sekitar 700 ribu tahun. Fosil manusia ini merupakan fosil manusia pertama yang ditemukan di Cekungan So'a dan merupakan fosil manusia purba tertua di daratan Flores. Para ahli paleoanthropologi menduga bahwa manusia Mata Menge merupakan nenek moyang dari manusia kerdil "hobbit" yang ditemukan di Gua Liang Bua, Manggarai. 

"Penemuan ini sangat signifikan dan turut berkontribusi dalam membuka kotak pandora mengenai evolusi dan penyebaran manusia purba di Asia Tenggara, terutama di Indonesia" terang Ego dengan bersemangat. (p/ab)