Capaian Subsektor Ketenagalistrikan Triwulan II 2017: Realisasi Bauran Energi Baru Terbarukan Meningkat

By Admin

nusakini.com--Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andy Noorsaman Sommeng didampingi Direktur Pengadaan Strategis PT PLN (Persero), Supangkat Iwan Santoso, dan Direktur Bisnis Maluku dan Papua PT PLN (Persero), Ahmad Rofiq, Selasa (19/9), menggelar konferensi pers capaian sektor ketenagalistrikan triwulan II tahun 2017. Capaian sektor ketenagalistrikan ini melingkupi progress Program 35.000 MW, Program Listrik Perdesaan, pertumbuhan dan penjualan listrik, serta bauran energi. 

"Program Pemerintah di dalam ketenagalistrikan ada empat hal. Pertama adalah menambah kapasitas dalam rangka memberikan ketersediaan listrik kepada masyarakat. Maka ada program 35 ribu Mega Watt (MW) atau 35 Giga Watt (GW). Kedua, bagaimana agar distribusinya merata, agar akses dan hak masyarakat terhadap energi bisa tercapai. Dari Sabang sampai Merauke semua bisa mendapatkan akses terhadap listrik. Ini tercermin dalam rasio elektrifikasi. Per triwulan kedua, rasio elektrifikasi kita sudah 92,8%. Yang ketiga, kita juga harus mengendalikan harga, harganya harus terjangkau. Keempat, kaitannya dengan kualitas, ini penting, terkait dengan akseptabilitas masyarakat. Walaupun tersedia, kalau kualitasnya tidak baik, akan menjadi masalah. Atas dasar ini, PLN melaporkan setiap kemajuan kepada Menteri ESDM," ujar Andy. 

Dalam laporan PT PLN Kepada Menteri ESDM terkait Realisasi Pertumbuhan Penjualan Listrik, Volume Penjualan dan Bauran Energi Triwulan II Tahun 2017, realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) pada triwulan II tahun 2017 melebihi target APBN 2017. 

"Sampai dengan triwulan II, bauran energi panas bumi dan EBT lainnya mencapai 5,23% targetnya 4,96%. Bauran energi dari air mencapai sekitar 8,07% dari target 6,16%," ungkap Andy. 

Mengenai bauran energi secara keseluruhan, Andy menambahkan, realisasi BBM maupun BBN hingga triwulan ke II tahun 2017 ini mencapai 6,33% atau masih lebih tinggi dari APBN-P 2017 yang sebesar 4,66%. 

Sementara itu, terkait pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, Andy menjelaskan bahwa pembangkit yang telah beroperasi secara komersial/Commercial Operation Date (COD) sampai dengan bulan Agustus 2017 adalah sebesar 1.253 MW. 

"PT PLN melaporkan, pembangkit listrik yang telah beroperasi secara komersial atau COD mencapai 773 MW, ditambah Marine Vessel Power Plant (MVPP) sebesar 480 MW, terdiri dari MVPP Sumut (240 MW), MVPP Amurang (120 MW), MVPP Kupang (60 MW) dan MVPP Ambon (60 MW), sehingga total COD menjadi 1.253 MW," lanjut Andy. 

Sementara target kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) PT PLN pada September hingga Desember 2017 adalah sebesar 2.850 MW (Perencanaan 1.256 MW dan Pengadaan 1.594 MW). Target Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) atau Power Purchase Agreement (PPA) untuk Independent Power Producer (IPP) September hingga Desember 2017 adalah sebesar 5.250 MW (Perencanaan sebesar 2.600 MW dan Pengadaan sebesar 2.650 MW). 

Di samping itu, Andy juga menyampaikan bahwa hingga Agustus 2017, sebanyak 73.149 desa telah berlistrik. "Jumlah desa berlistrik sampai dengan Agustus 2017 sebesar 73.149 desa. Angka ini naik 1.008 desa dari tahun 2016 yang berjumlah 72.141 desa. Kemudian yang terkait pertumbuhan penjualan listrik, laporan PT PLN menunjukkan bahwa jumlah pelanggan sampai Agustus 2017 sebesar 66.629.357 pelanggan, dengan delta pertumbuhan pelanggan sebesar 5,73%. Oleh sebab itu kemarin sudah dijelaskan oleh Badan Anggaran, subsidi untuk listrik sebesar Rp52,66 triliun, sesuai dengan keputusan dalam rapat dengan Komisi VII DPR," imbuh Andy. 

Direktur Pengadaan Strategis PT PLN (Persero), Supangkat Iwan Santoso melaporkan perkembangan Proyek Percepatan Pembangkit 35.000 MW. "Progres pembangkit program 35.000 MW saat ini yang dilakukan oleh PLN, proses perencanaan dan pengadaan sebesar 5.884 MW (52%) dan yang sudah kontrak 5.372 MW (48%). IPP Proses perencanaan dan pengadaan 5.649 MW (21%) dan yang sudah PPA sebesar 20.921 MW (79%)," ujar Iwan. 

Sedangkan untuk progress pembangunan transmisi pada program 35.000 MW saat ini yang sudah beroperasi 6.819 Kms atau 15% dari target, kemudian yang pra konstruksi, lahannya sudah bebas, dan sudah membangun pondasi, sepanjang 20.729 Kms (44%) sisanya dalam tahap konstruksi sepanjang 19,282 Kms (41%). 

"Pembangunan transmisi di Pulau Sumatera perkembangannya paling pesat yakni sebesar 53% atau 8.536 Kms sudah konstruksi dan membangun pondasi, 31% pra konstruksi dan 16% atau 2.537 Kms sudah beroperasi," tambah Iwan. (p/ab)