Calon Insinyur Indonesia Diberikan Kesempatan Unjuk Kemampuan di Proyek PUPR

By Admin

nusakini.com--Kementerian PUPR telah mulai mensyaratkan kepada para penyedia jasa pemenang lelang paket pekerjaan di atas Rp.100 Milyar wajib memberikan kesempatan magang kepada para mahasiswa teknik agar memiliki pengalaman bekerja di lapangan. 

"Kami ingin langsung implementasikan Program "link and match" ini agar insinyur-insinyur lulusan perguruan tinggi bukan hanya menjadi tenaga ahli yang jago berteori, tapi mampu berpraktik menunjukan langsung keahliannya di lapangan dan dapat langsung di sertifikat," ungkap Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan, Dudi Suryobintoro, pada rapat Inisiasi Kerjasama antara Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK) dengan Perguruan Tinggi (PT) di Provinsi Jawa Timur,di Surabaya kemarin.

Hal ini dilakukan salah satunya agar minat para lulusan insinyur Indonesia terus meningkat, dan mempertontonkan kepada mereka bahwa saat ini dan masa yang akan datang, pasar jasa konstruksi di Indonesia sangat menjanjikan untuk mereka. 

Selain itu Dudi menambahkan kerjasama Kementerian PUPR dengan para PT harus dapat memberikan manfaat menguntungkan kepada 2 pihak yang terlibat, misalnya kami perlu Asesor, maka perguruan tinggi dapat menyediakan asessor/dosen yang berkualitas juga dapat membantu kami untuk memenuhi kebutuhan narasumber di daerah. 

Hadir pula pada kesempatan ini Direktur Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Darda Daraba, ia mengatakan bahwa mahasiswa teknik yang sedang melakukan penelian atau tugas akhir terkait isu nasional jasa konstruksi baik itu jenjang S1 sampai S3, DJBK akan berikan dukungan penuh dan mengawal kepada para calon insinyur tersebut sehingga hasil akhirnya itu dapat dipakai langsung oleh Kementerian PUPR bahkan untuk mahasiswa itu sendiri dapat menjadi konsultan perorangan. 

Kemudian Direktur Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Masrianto, menambahkan bahwa terkait pentingnya sertifikasi untuk para lulusan Perguruan Tinggi selain dapat langsung mengaplikasikan ilmunya di proyek-proyek PUPR, termasuk agar para lulusan PT dapat ikut meregistrasi penyetaraan kelulusannya pada MRA agar dapat bersaing di pasar ASEAN. 

Pertemuan ini di nilai oleh para perwakilan perguruan tinggi yang hadir sangat baik mengingat bahwa PT selama ini kesulitan mendapatkan standar kualifikasi / kemampuan SDM, yang industri butuhkan, Ditjen Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, menyiapkan modul-modul kebutuhan tersebut (p/ab)