Cagar Biosfer Cibodas Bantu Kembangkan Ekonomi Masyarakat

By Admin


nusakini.com - Keberadaan Cagar Biosfer Cibodas (CBC) yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat membantu pengembangan ekonomi masyarakat di kawasan sekitarnya yang melakukan pemanfaatan sumber daya alam hayati secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui sertifikasi, pemberian label, dan branding produk cagar biosfer dunia tersebut, baik berbentuk barang maupun jasa.

"Melalui sertifikasi, labelling, serta branding, produk cagar biosfer tentu akan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas, dan secara ekologi juga dapat dipertanggungjawabkan," ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Enny Sudarmonowati dalam Launching Branding Produk Cagar Biosfer Cibodas di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016). 

Dikatakan Ketua Komite Nasional untuk Program Man and The Biosphere (MAB) UNESCO-Indonesia tersebut, launching branding produk CBC kali ini merupakan tindak lanjut pengelolaan CBC melalui kerjasama Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah I Provinsi Jawa Barat dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGP) dan Komite Nasional Program MAB UNESCO. 

CBC merupakan cagar biosfer tertua di Indonesia yang statusnya ditetapkan UNESCO sejak 1977. "Ini memang seharusnya lebih awal kita lakukan bersama. Walaupun yang tertua di Indonesia, CBC merupakan cagar biosfer yang ketiga yang memiliki brand sendiri setelah Cagar Biosfer Wakatobi dan Cagar Biosfer Taka Bonerate," sambung Enny. Kendati demikian, dirinya tetap optimis bahwa branding yang dilakukan bersama dengan pelaku usaha di sekitar cagar biosfer dapat membantu promosi produk lokal ke level internasional, dan negara seperti Spanyol telah berhasil melakukan hal ini terlebih dahulu. 

Enny mengatakan, pemberian sertifikasi, labelling dan juga branding terhadap produk cagar biosfer harus melewati beberapa tahap dan ada kontrol setiap tahun. "Tentu ada kriteria yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha, yang jelas produk yang dihasilkan harus ramah lingkungan," imbuhnya. 

Dia juga menegaskan, sertifikasi dapat dicabut sewaktu-waktu apabila produk yang mendapat sertifikasi tidak konsisten memenuhi kriteria yang dimaksud. "Untuk produk yang belum mendapat sertifikat, kami sangat mendorong untuk bergabung dengan program ini dan tentunya kami akan membantu agar produk-produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan standar produk cagar biosfer," tutur Enny. 

Sementara itu, Kepala BKPP Wilayah I Provinsi Jawa Barat, Supriyatno menuturkan, pemberian branding terhadap produk cagar biosfer juga memberikan “green image” terhadap produk cagar biosfer tersebut. “Ini bisa dikatakan sebuah puncak bagi kita untuk menyosialisasikan produk-produk cagar biosfer secara lebih luas lagi,” imbuhnya. 

Adapun lima pelaku usaha yang sudah mendapatkan branding produk CBC yaitu Kelompok Tani Mandiri Sarongge yang mengusung pertanian organik, Kelompok Kartini Sarongge yang memproduksi sabun sereh dengan bahan ramah lingkungan, dan Kelompok Indung Nyalindung dengan usaha sop kering. Selain itu, ada pula Koperasi Edelweis Cibodas sebagai wisma penginapan yang mengusung tema ramah lingkungan, serta Sangga Buana Resort and Convention Hotel sebagai hotel ramah lingkungan. 

Kepala BBTNGP, Suyatno Sukandar menambahkan, selain lima pelaku usaha yang sudah bekerja sama, masih ada sekitar 30 pengusaha potensial lainnya. “Cagar biosfer ini memiliki luas area 167.000 hektar dengan TNGP sebagai zona inti, serta zona penyangga dan juga area transisi yang meliputi Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur,”ujarnya. Potensi CBC sangat besar untuk dikelola dan dimanfaatkan bersama, pungkas Suyatno. (p/mk)